bakabar.com, JAKARTA - Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) memprediksi konsumsi rumah tangga akan mengalami pertumbuhan lebih tinggi selama berlangsungnya Pemilu 2024.
Adapun sektor yang terdongkrak selama pemilu di antaranya sektor makanan, minuman, pakaian, alas kaki, jasa perawatan, transporatasi, komunikasi, hotel, restoran, dan perlengkapan rumah tangga.
“Gambarannya adalah sektor-sektor fast moving consumer goods (FMCG) akan menikmati windfall hajatan 5 tahunan,” kata Wakil Direktur Eksekutif INDEF, Eko Listiyanto seperti dilansir Antara, Rabu (6/12).
Baca Juga: Apindo: UMKM Bakal Kecipratan Perputaran Uang Selama Pemilu
Hal tersebut sejalan dengan catatan Badan Pusat Statistik yang menyebutkan pada Pemilu 2024 di kuartal II, konsumsi rumah tangga mengaami pertumbuhan sebesar 5,18 persen. Jumlah tersebut lebih besar tiga kuartal lainnya.
Situasi tersebut menerupakan sinyal mengenai turunnya tingkat kemiskinan dari 9,36 persen pada Maret 2023 menjadi 9,16 persen pada 2024. Ini menjadi faktor dari penerapan bantuan sosial dan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
Di sisi lain, tingkat pengangguran terbuka pada 2024 diperkirakan akan mengalami penurunan tipis di angka 5,32 persen menjadi 5,01 persen. Ini disebabkan karena sikap investor yang masih melihat dan menunggu dalam berinvestasi di tahun politik.
“Sehingga penciptaan lapangan kerja terbatas. Ditambah ekonomi global juga masih redup yang menyebabkan banyak perusahaan eksportir yang masih melakukan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja),” kata Eko.\
Baca Juga: Target Ekonomi Indonesia 2024 Meleset Tipis, Indef: Not Bad..
Karena itu, sepanjang tahun politik pada 2024 Indef memprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 4,8 persen.
Selain itu, Eko meminta pemerintah agar mewaspadai inflasi yang diakibatkan dari harga volatile food yang permintaannya berpotensi meningkat selama Pemilu 2024 yang diperkirakan mencapai 3,2 persen secara tahunan.
“Secara umum hajatan demokrasi lima tahunan ini tetap akan menstimulus inflasi, apalagi diikuti oleh produksi pangan yang berisiko menurun seiring pengaruh cuaca dan di sisi lain permintaan pangan saat Pemilu yang meningkat,” pungkasnya.