bakabar.com, JAKARTA - Indonesia ingin berkolaborasi dengan Swiss dalam membangun Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, terutama dalam bidang-bidang seperti industri perhotelan dan pendidikan tinggi.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengharapkan kerja sama antara Indonesia dan Swiss terus meningkat.
"Swiss merupakan salah satu mitra ekonomi penting bagi Indonesia di Eropa, mitra terbesar di Asosiasi Perdagangan Bebas Eropa (EFTA)," kata Retno saat dikunjugi Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis di Gedung Pancasila, Jakarta, pada Rabu (2/8).
Pada pertemuan itu, Retno dan Cassis juga mendiskusikan pembangunan hijau. "Indonesia berkomitmen kuat untuk berkontribusi dalam mencapai pembangunan berkelanjutan, antara lain melalui percepatan transisi energi,” tutur Retno.
Baca Juga: Aksi Damai 10 Ormas Penajam, Dukung Pembangunan IKN Nusantara
Sementara itu, dalam kerangka business-to-business, KADIN Indonesia berencana menyelenggarakan Indonesia-EFTA Business Roadshow pada 2024. Hal itu antara lain didorong oleh Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) Indonesia-EFTA yang mulai berlaku sejak November 2021.
Guna mempertahankan pertumbuhan perdagangan bilateral, Indonesia menginginkan pelibatan semua pemangku kepentingan bisnis dalam memanfaatkan I-EFTA CEPA dan memprioritaskan program peningkatan kapasitas pada standar Rules of Origin serta SPS.
“Sehubungan dengan itu, saya mengapresiasi masuknya Indonesia sebagai Negara Prioritas Kerja Sama Pembangunan Swiss 2021-2024, untuk keempat kalinya berturut-turut,” jelasn Retno.
Program itu sudah mendanai 37 proyek sektor publik-swasta, termasuk prakarsa Pengembangan Keterampilan Energi Terbarukan dan prakarsa di bawah MoU mengenai Lanskap Berkelanjutan.
Baca Juga: UNDP Jajaki Potensi Kerja Sama Digitalisasi di Nusantara Bersama OIKN
“Ke depannya, saya berharap kita dapat menjajaki lebih banyak inisiatif melalui kerangka kerja sama ini untuk mengembangkan dan mendukung pembangunan hijau di Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Cassis menegaskan dukungan Swiss kepada Indonesia, khususnya pada prioritas kerja sama yang fokus kepada penguatan daya saing dan isu keberlanjutan.
Dia berharap kedua negara bersama-sama menciptakan kondisi kerja sebaik mungkin agar sektor swasta Swiss bisa lebih banyak berinvestasi di Indonesia.
“Lebih dari 150 perusahaan Swiss beroperasi di sini, menciptakan lapangan kerja, menciptakan kemakmuran, dan mereka terus berbagi kekuatan inovatif untuk mendampingi Indonesia dalam krisis ekonomi ini,” kata Cassis.
Baca Juga: Jadi Penyangga IKN, Pemkot Balikpapan Bangun Gerbang Rp3 Miliar
Sejauh ini, menurut Retno, Swiss merupakan negara investor Eropa terbesar kedua bagi Indonesia. Dalam neraca perdagangan kedua negara, Indonesia mencatat kenaikan nilai perdagangan 38 persen sejak 2021 menjadi 2,7 miliar dolar AS (Rp41 triliun).
Oleh karena itu, terkait investasi, Retno menggarisbawahi pentingnya memastikan Perjanjian Investasi Bilateral disahkan tahun ini.
“Perjanjian ini akan memberikan perlindungan hukum dan kepastian usaha bagi investor kita,” pungkas Retno.