Nusantaranomics

Peluncuran Buku Nusantaranomics bakal Dihadiri 3 Menteri

Prof Didin S Damanhuri bakal meluncurkan buku bertajuk Nusantaranomics pada 27 Februari 2023. Perilisan itu rencananya turut dihadiri tiga menteri

Featured-Image
Pendiri Institute for Development of Economic and Finance (INDEF), Didin S. Damanhuri. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Ekonom Senior Indef, Prof Didin S Damanhuri, bakal meluncurkan buku bertajuk Nusantaranomics pada Senin, 27 Februari 2023. Acara perilisan itu rencananya turut dihadiri tiga menteri.

Ketiganya ialah Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. Ketua Pelaksana Peluncuran Buku Nusantaranomics, Arman, pun sempat mengonfimasi kehadiran pejabat itu.

“Kementerian Dalam Negeri menjadi salah satu institusi negara yang mendukung hadirnya buku Nusantaranomics. Karena itu, Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, akan memberi sambutan dalam peluncuran buku,” jelasnya kepada bakabar.com di Jakarta, Rabu (11/1) lalu.

Selain ketiga tokoh tersebut, peluncuran buku Nusantaranomics akan dihadiri sejumlah perwakilan pemerintah kabupaten dan kota yang tergabung dalam Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI).

Kehadiran perwakilan daerah itu bukan tanpa alasan. Direktur Eksekutif APKASI, Sarman Simanjorang, menilai Nusantaranomics dapat menjadi rujukan bagi kepala daerah dalam mengambil kebijakan.

“Harapan kita adalah dapat melihat (potensi terpendam sektor ekonomi) dalam berbagai aspek. Baik dari sisi investasi, bahkan sampai pariwisata yang terdapat pada daerah masing-masing,” ujarnya.

Gagasan Baru untuk Ekonomi yang Lebih Maju

Nusantaranomics sendiri merupakan sebuah buku yang menggagas sistem ekonomi-politik berlandaskan ekonomi lokal dengan bersumber dari budaya yang mengakar di masyarakat Indonesia.

Gagasan yang dikembangkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis IPB University itu merupakan perwujudan atas sistem ekonomi Pancasila. Di mana, menunjukkan kekuatan model kewirausahaan asli khas masyarakat Nusantara.

Didin percaya perekonomian daerah itu mempunyai resiliensi di dalam ketahanan ekonomi yang bukan hanya bisa menjadi jangkar ekonomi daerah, melainkan jangkar bagi ekonomi nasional.

"Saya punya semacam tesis dan itu dibuktikan ketika krisis 1998 dan krisis pandemi sekarang. Dari kekuatan ekonomi lokal, membuat Indonesia menjadi tidak terperosok pada jurang resesi yang dalam," ungkap sang ekonom senior.

Didin membeberkan, gagasan yang demikian sejatinya juga berangkat dari sistem ekonomi di Indonesia yang masih berbasis materialisme. Menurutnya, sistem tersebut harus diubah demi membangun kesejahteraan dan keadilan untuk masyarakat luas.

Sang profesor pun berharap Nusantaranomics dapat menjadi rujukan bagi para pemangku jabatan agar mengedepankan orientasi pembangunan yang menyejahterakan rakyat luas. Bukan hanya menguntungkan pribadi dan golongan tertentu.

Editor


Komentar
Banner
Banner