bakabar.com, MARTAPURA - Kinerja wasit menjadi sororan Kotabaru FC, setelah kalah dari Talenta Banua Martapura dalam leg kedua semifinal Liga 3 zona Kalimantan Selatan, Jumat (29/12) sore.
Berlangsung di Stadion Demang Lehman, Kotabaru kalah dengan skor 1-3. Hasil ini membuat mereka gagal ke final dengan agregat 2-3.
Kekalahan tersebut juga menyisakan kekecewaan, mengingat Kotabaru merasa telah dirugikan kepemimpinan wasit Agung Hendro Hadi.
"Gol pertama itu seharusnya offside, tapi tidak dianulir wasit," ketus Nanang Subianto, pelatih Kotabaru FC.
"Kemudian gol ketiga dari penalti, juga patut diragukan. Sepenglihatan saya dan pengakuan pemain, lawan sama sekali tak tersentuh. Namun itulah tuan rumah, harus diving di kotak penalti," imbuhnya.
Sedianya sebelum berangkat away, Kotabaru sudah bersiap dengan segala kemungkinan, termasuk menyikapi kinerja wasit di lapangan.
"Kinerja wasit di Kalsel sering menguntungkan tuan rumah. Makanya sebelum berangkat away, kami sudah siap lantaran mengetahui kualitas wasit di Kalsel," tegas Nanang.
Namun demikian, Nanang mengakui kesalahan strategi di babak pertama. Mereka terlalu dalam bertahan, sehingga terus ditekan lawan.
"Anak-anak sedikit drop akibat latihan. Makanya kami fokus bertahan agar tidak kebobolan. Namun ternyata kami salah, sehingga lebih menyerang di babak kedua," sesak Nanang.
Sebaliknya pelatih Talenta Banua, Andi Abu Nawas, menilai kepemimpinan wasit sudah bagus dan bersikap netral.
"Wasit memimpin dengan bagus dan netral. Kami pun tidak membahas atau memprotes kepemimpinan wasit," sahut Abu Nawas.
Dalam pertandingan tersebut, gol Talenta Banua dicetak Ade Wahyudi di menit 26, Agus Setia Wibowo menit 44, dan Arman Pratama Putra menit 57 melalui penalti.
Adapun gol tunggal Kotabaru FC dilesakkan Yanuar Baehaki di menit 90+4.
Kotabaru FC pun gagal maju ke final. Sedangkan Talenta Banua akan menghadapi PS Kabupaten Tapin di partai puncak.
