Sekeluarga Tewas Keracunan

Pelaku Pembunuhan Berantai Bekasi Dikenal Sebagai Juragan Cincau

Pelaku pembunuhan berantai Wowon, M.Dede Solehudin dan Solihin alias Duloh yang sadis yang menewaskan sembilan 9 orang. Duloh diketahui sebagai pedagang cincau

Featured-Image
Pedagang menjadi saksi salah satu pembunuh berantai di Bekasi. Foto: apahabar.com/Arya Putra

bakabar.com, BEKASI - Pelaku pembunuhan berantai Wowon, M.Dede Solehudin dan Solihin alias Duloh yang sadis yang menewaskan sembilan orang korban. Salah satu pelaku Duloh ternyata berprofesi sebagai pedagang es cendol yang memiliki empat gerobak dorong.

Hal itu dibenarkan pedang cakwe di SDN Ciketing Udik III Narto (33), yang mengatakan bahwa Duloh berjualan es cendol di depan gerbang SDN Ciketing Udik III.

"Iya dia dagang es cendol bang, biasanya di gerbang," ucap Narto saat ditemui bakabar.com, Selasa (24/01).

Yang mengejutkan ternyata Duloh sempat bercerita kepada Narto bahwa omset jualan es cincau perharinya bisa mencapai Rp 500.000.

"Iya paling ramai, kadang kalo cerita omsetnya banyak di atas Rp 300.000 bisa sampe Rp 500.000 sehari," ujar Narto.

Dia mengatakan bahwa Duloh telah berjualan es cendol di SDN Ciketing Udik III sejak 2017. Sedangkan Narto berjualan pada 2016.

"Kalau saya dagang disini 2016, setau saya dia 2017 lah udah lama kok," kata Narto.

Selain berdagang di SDN Ciketing Udik III, Duloh juga sering berkeliling untuk menghabisakan dagangan es cincaunya kepemukiman warga.

Narto mengatakan bahwa jualan es cincau Duloh di SDN Ciketing Udik III, cukup ramai pembeli karena faktor cuaca yang cukup terik di wilayah tersebut.

"Dibandingkan yang lain ramai dia jualan bang, kan disini panas bang," katanya.

Terungkap fakta lainnya ternyata Duloh memiliki tiga anak yang juga berjualan es cincau di wilayah Bantargebang.

"Ya semua cincau di Bantargebang yang dikuasai dia, soalnya dia punya empat gerobak, satu gerobak si abah (Solihin) tiganya lagi itu anaknya, jualan di Bantargebang," kata Narto.

Narto menceritakan hal yang sangat berbeda dengan dirinya yang hanya pulang ke halaman kampungnya dimomen lebaran sedangkan Duloh hampir sebulan sekali sering pulang ke Cianjur.

"Kalau dia dagang sebulan, terus suka balik seminggu balik ke Cianjur," kata Narto.

Editor


Komentar
Banner
Banner