bakabar.com, BANJARMASIN – Para pedagang yang tergabung di dalam Aliansi Pedagang Pasar Sudimampir (APPS) merasa pembahasan rencana revitalisasi Pasar Sudimampir bersama pemerintah kota mengalami jalan buntu.
Pasalnya, para pedagang sejauh ini terus menolak dengan rencana pemkot untuk membenahi Pasar tradisional terbesar di Banjarmasin itu.
Para pedagang pun membawa aspirasi mereka kepada anggota DPRD Banjarmasin untuk mengeluhkan persoalan mereka yang tak jua digubris pemkot untuk tidak merevitalisasi Pasar.
Dikatakan Ketua APPS, H Fauzi, pemkot terkesan memaksakan untuk merevitalisasi pasar. Padahal menurutnya bangunan Pasar Sudimampir yang hendak direvitalisasi pemkot masih dirasa baik dan cukup bagus.
“Keadaan pasar masih bagus, 50 tahun masih bisa bertahan, Pasar masih bagus dan bisa bertahan sampai dengan itu,” ujarnya usai rapat bersama anggota dewan, Senin (24/02) di ruang rapat mini DPRD Banjarmasin.
H Fauzi menilai, keadaan pasar seperti sekarang ini di mana kondisi para pedagang sendiri sudah kesulitan dalam berdagang justru malah isunya pasar mau dibongkar dan direvitalisasi.
Apalagi ia mengungkapkan, bahwa pedagang masih mempunyai Hak Guna Bangunan (HGB) masih lama atas bangunan kios di pasar.
“HGB kami itu masih ada sampai tahun 2025, kalau sudah habis kami siap dibangun, tapi dibangun sesuai dengan tata kota yang bagus. Ini sudah 5 kali rapat dan kami tetap menolak rencana pemerintah merevitalisasi pasar,” ungkapnya.
Alasan lainnya disampaikan Kuasa Hukum APPS, Mukhlis Ramlan, menilai bangunan pasar yang masih dianggap bagus dan masih bisa bertahan cukup lama, namun dia mengatakan pemkot seolah terkesan memaksa untuk merevitalisasi pasar.
“Pemkot memaksakan untuk sekarang dilakukan pembongkaran dan pembangunan pasar yang katanya mudah, padahal konstruksi bangunan Sudimampir itu masih bisa bertahan 10 sampai 20 tahun lagi. Lalu pertanyaannya kenapa sangat dipaksakan?” ujarnya.
Mukhlis pun membandingkan dengan kenyataan seperti halnya pasar yang ada di seberang Sudimampir, seperti Pasar Ramayana.
“Dibilang mau dibuat pasar modern, ternyata faktanya tidak berfungsi secara maksimal. Pasar Antasari, begitu juga pasar Malabar, Pasar Metro, para pedagang yang juga pernah punya toko di beberapa pasar disebutkan tadi, ini pasar modern, ini pasar terlengkap, tapi faktanya kumuh sekarang tutup dan seriusnya akankah ini akan menambah penderitaan masyarakat Sudimampir,” terang dia.
Terlebih menurut Mukhlis, kondisi perekonomian begitu terpuruk menjelang Ramadan. Apabila dilakukan revitalisasi akan mengganggu perdagangan sekarang.
“Makanya kita meminta DPRD panggil Pemkot, untuk mempertanyakan kenapa dipaksakan, kenapa tidak membangunkan Sudimampir dan Ujung Murung pasar ikon Banjarmasin secara kultur tradisional, kenapa tidak dibangun pasar tradisional yang baik bagi masyarakat dan bagi kota,” tuturnya.
“Sampai sekarang masyarakat masih menunggu sikap dari Pemkot dan DPRD, dan masih membuka ruang dialog, mudah-mudahan ini cepat diselesaikan. Kalau tidak maka penderitaan serta kekhawatiran akan bayang-bayang akan digusur dibongkar dan seterusnya menghantui masyarakat setiap hari oleh karena itu tadi kami kesini menyampaikan seluruh fakta-fakta data-data bahwa ada peristiwa Antasari ada peristiwa malabar ada peristiwa metro Ramayana,” tandasnya.
Sementara, wakil rakyat yang menerima para pedagang ini di gedung DPRD, Rahman Nanang Riduan menyebutkan, pihaknya menampung aspirasi para pedagang dan dalam waktu segera merapatkan hal ini, berkoordinasi bersama unsur pimpinan membahas persoalan bersama.
“Kami akan mempertanyakan itu kepada pihak Pemkot tentang keluhan para pedagang. Akan dilakukan rapat koordinasi terkait hal ini, agar mendapatkan solusi atas permasalahan yang dikeluhkan,” bebernya.
Wakil Ketua DPRD Banjarmasin, HM Yamin menambahkan, pihak pemerintah harus mengambil sikap dengan bijak, agar tidak terjadi gesekan dengan pedagang yang ada di Sudimampir.
“Sebaiknya dilakukan duduk bersama, membicarakan baik-baik, mencari solusi bersama,” ucapnya.
Yamin melihat, keinginan pemkot untuk merevitalisasi pasar bukan tidak mungkin tidak didasari alasan yang jelas. Hanya saja ia berharap pemkot bisa menjelaskan dengan terang titik persoalan yang dimaksud para pedagang.
“Mungkin pemerintah melihatnya ingin membuat ini jadi lebih baik. Namun ke depan kita harap ini bisa diambil dengan sikap arif bijaksana menyelesaikan persoalan ini,” pungkasnya.
Baca Juga:Gelar Pasar Murah Jelang Haul Sekumpul ke 15, Lurah: Gas Elpiji Diprioritaskan Warga Sekumpul
Baca Juga:Perbaikan Pasar Wangkang Marabahan Realistis Dilakukan Mulai 2021
Reporter: Ahya Firmansyah
Editor: Aprianoor