bakabar.com, KEIV – Komisi PBB untuk pengungsi, UNHCR, mencatat ada 835.928 pengungsi yang meninggalkan Ukraina sejak 24 Februari. Para pengungsi itu pergi dari Ukraina sejak Rusia memulai invasi.
Dilansir Liputan6.com dari CNN, Rabu (2/3/2022), 453.982 pengungsi disebut melarikan diri melalui Polandia. Sementara, 116.348 lainnya pergi ke Hongaria.
UNHCR juga mencatat ada 96.000 orang lainnya yang pindah ke Rusia dari wilayah Donetsk dan Luhansk antara 18 dan 23 Februari. Kedua wilayah itu dikendalikan oleh separatis yang didukung Rusia.
Kremlin telah mengakui dua daerah itu sebagai negara merdeka. Aksi Rusia itu dianggap bertentangan dengan hukum internasional.
Militer Rusia terus melakukan serangan di berbagai wilayah Ukraina. Sejumlah wilayah Ukraina telah dikuasai militer Rusia. Wilayah terbaru yang diklaim telah dikuasai Rusia ialah Kota Kherson.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia berupaya ‘menghapus’ Ukraina, baik negara maupun sejarahnya. Zelensky menegaskan Rusia tidak akan mampu menguasai Ukraina dengan bom dan serangan udara.
Seperti dilansir AFP, Rabu (2/3), pernyataan terbaru itu disampaikan Zelensky setelah serangan rudal Rusia mengenai lokasi pembantaian Holocaust di area Babi Yar, Kiev. Area itu menjadi lokasi pembantaian terbesar warga Yahudi Kiev pada era Perang Dunia II silam. Terdapat juga monumen memorial di area tersebut.
“Serangan rudal semacam itu menunjukkan bahwa bagi banyak orang di Rusia, Kiev kita benar-benar asing,” ucapnya.
Serangan yang dilancarkan Rusia pada Selasa (1/3) malam itu memicu kerusakan pada menara televisi utama di Kiev, yang dibangun di area Babi Yar. Otoritas Ukraina melaporkan sedikitnya lima orang tewas akibat serangan itu.
“Mereka tidak tahu apa-apa soal ibu kota kita. Soal sejarah kita. Tapi mereka memiliki perintah untuk menghapus sejarah kita. Menghapus negara kita. Menghapus kita semua,” tegas Zelensky merujuk pada pasukan Rusia yang menginvasi negaranya.