bakabar.com, JAKARTA - Paus Fransiskus tiba di Indonesia hari ini pukul 11.25 WIB. Ini merupakan bagian perjalanan apostolik pemimpin tertinggi Gereja Katolik seluruh dunia itu ke sejumlah negara di Asia.
Penerbangan Paus Fransiskus dari Roma, Italia, ke Jakarta menggunakan pesawat komersial, Alitalia, bukan jet pribadi.
Kedatangan Paus di Bandara Internasional Soekarno-Hatta disambut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Duta Besar Vatikan untuk Indonesia Piero Pioppo, dan Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Gandi Sulistiyanto.
Tampak pula Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Antonius Subianto Bunyamin, dan Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus Fransiskus ke Indonesia Ignatius Jonan.
Pemimpin agama Katolik dan kepala negara Vatikan itu naik mobil Toyota Innova Zenix saat meninggalkaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Kedutaan Besar Vatikan di Jakarta, yang sekaligus tempatnya menginap.
Sosok bersahaja dan rendah hati Paus kelahiran Argentina dan berusia 87 tahun itu tercermin dari pilihannya duduk di samping sopir, bukan di kursi belakang sopir layaknya tamu-tamu penting.
Saat duduk di mobil, dia memilih berada di samping sopir. Paus juga tampak membuka jendela mobil dan melambaikan tangan untuk menyapa para awak media.
Paus Fransiskus akan berada di Indonesia selama tiga hari yakni pada 3-6 September. Pada 4 September, Paus akan menemui Presiden Indonesia Joko Widodo dan sejumlah tokoh agama di Istana Merdeka, Jakarta.
Di hari itu pula, Paus akan menghadiri pertemuan dengan murid-murid sekolah lati Scolas Occurentes di Grha Pemuda, Jakarta.
Kemudian pada 5 September, Paus akan berkunjung ke Masjid Istiqlal dan kantor Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Dia juga akan menghadiri Perayaan Ekaristi di Gelora Bung Karno (GBK).
Usai dari Indonesia, Paus akan melanjutkan perjalanan ke Papua Nugini, lalu ke Timor Leste hingga Singapura.
Paus Fransiskus merupakan Paus ketiga yang berkunjung ke Indonesia. Kunjungan pertama dilakukan Paulus VI pada 3-4 Desember 1970 dan Paus Santo Yohanes Paulus II pada 9-14 Oktober 1989.(*)