bakabar.com, MAGELANG - Museum Cagar Budaya (MCB) Warisan Dunia Borobudur menggelar Pasar Budaya bertajuk Argya Abidhaya.
Argya Abidhaya diambil dari Bahasa Sansekerta yang artinya perayaan pada keluhuran budaya. Berbagai kesenian tradisional khas Borobudur seperti Gatholoco, Strek Sambeng, Gedruk hingga Topeng Ireng juga ditampilkan di Pasar Budaya Argya Abidhaya.
Tak hanya itu, pasar budaya tersebut juga menyajikan aneka kuliner tradisional seperti apem, legondo, badheg, dan masih banyak lagi. Kegiatan tersebut digelar di Lapangan Randualas, Borobudur, 4 hingga 10 Desember 2023.
Koordinator MCB Warisan Budaya Borobudur Wiwit Kasiyati menuturkan, seluruh rangkaian Pasar Budaya dikelola bersama dengan turut melibatkan masyarakat di kawasan Borobudur.
"Jadi, Candi Borobudur bukan hanya objek wisata saja, melainkan menjadi lanskap budaya yang harus dilestarikan bersama masyarakat setempat," kata Wiwit, Selasa (5/12).
Keterlibatan itu diharapkan dapat turut berdampak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ditemui terpisah, Program Director Altiyanto Henryawan mengatakan, Argya Abidhaya sengaja didesain dan mengaktualisasikan cagar budaya Candi Borobudur.
"Bukan hanya sebagai wujud pelestarian dan pemanfaatan candi. Tapi juga pemajuan serta pengembangan masyarakat sekitar," ujarnya.
Senada dengan Altiyanto, Koordinator Daya Desa Borobudur Lukman Fauzi Mudasir menuturkan, pengembangan Candi Borobudur memang perlu keterlibatan lebih dari masyarakat sekitar.
"Maka kami tampilkan semuanya, kekayaan budaya, kuliner, tradisi hingga kearifan lokal di kawasan candi yang dikelola oleh masyarakat asli Borobudur," pungkasnya.