Megaproyek IKN

Pakuwon Ngerem Pembangunan di IKN, Ekonom Senior: Pengusaha Rasional

Ekonom Senior INDEF, Didin S. Damanhuri menilai wajar sikap PT Pakuwon Jati Tbk yang menunda pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Featured-Image
Suasana pembangunan kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Foto: Antara/Sigid Kurniawan/rwa.

Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Alexander Stephanus Ridwan mengungkapkan meski sudah melalui proses groundbreaking, namun pihaknya tak kunjung melakukan pembangunan superblock Pakuwon di lahan Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Sekarang perencanaannya sudah hampir final, itu kan arsitektur sama konstruksinya masih jalan dulu," terang dia di Jakarta, Jumat (1/12).

Alexander menerangkan perencanaan pembangunan di IKN tidak mudah. Sebab, desain pembangunan yang akan dilakukan akan menyesuaikan dengan kontur tanah yang bentuknya tidak merata. Selain itu, juga tengah memfokuskan penyelesaian perizinan tanah.

Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Alexander Stephanus Ridwan (foto: bakabar.com/Ayyubi)
Presiden Direktur PT Pakuwon Jati Tbk, Alexander Stephanus Ridwan Foto: bakabar.com/Ayyubi

"Tapi, kita sudah tahu yang mana tanah kita dan kemarin kita sudah groundbreaking kan. Tanahnya susah banget kan, turun naiknya itu dalem banget. Tanahnya justru gak bisa cutand fill di sana. Jadi kita mesti pikirin desainnya sesuai bentuk tanah, kita boleh cut tapi gak boleh fill," jelas dia.

Penting untuk tahu, groundbreaking pembangunan superblok milik PT Pakuwon Jati Tbk di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Kawasan ini telah ditentukan pada November kemarin. Pusat perbelanjaan, kondominium, hingga hotel rencananya akan dibangun di kawasan tersebut.

Baca Juga: Bos Pakuwon Cuek Diterpa Isu Batalnya Pembangunan IKN

Baca Juga: Pemerintah Plin-plan soal IKN, Investor Asing Was-was

Proyek superblok Pakuwon Nusantara berdiri di lahan seluas 7,2 hektare di Kawasan Sumbu Kebangsaan dan tepat di depan tugu 'Titik Nol'. Dalam pembangunan fasilitas ini Pakuwon juga menggandeng Marriott International, Four Points by Sheraton.

Disusul pembangunan pusat perbelanjaan, Hotel Tribute Portfolio by Marriott, Hotel Westin dan Ballroom. Adapun pembangunan superblok ini diperkirakan memakan biaya investasi mencapai Rp 5 triliun.

"Tahap pertama kita akan selesai hotel dan sebagian mall tahun 2025. Itu kita lagi rush semua. Desainnya kebut dan konstruksinya kita juga kebut. Hotel sama mall duluan nanti kita nyambung lagi jadi bertahaplah. Kita ikutin juga kenaikan populasi di sana kan," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner