bakabar.com, JAKARTA - Pakar AI dari Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik UGM, Sunu Wibirama mengungkapkan bahwa teknologi Bard dan ChatGPT akan menemukan segmen pasar masing-masing.
Ia pun memprediksi, sekarang ChatGPT ini bekerja sama dengan Microsoft yang dari sisi pasar mesin pencari tidak sebesar Google.
"Barangkali nanti yang akan mendominasi adalah Bard karena ia secara natural sudah terintegrasi dengan mesin pencari Google yang sampai saat ini tengah mendominasi," kata dia, dikutip dari Antara, Sabtu (20/5).
Baca Juga: ChatGPT vs Google Bard AI, Siapa Lebih Unggul?
Selain memiliki mesin pencari, menurut Sunu Google juga memiliki layanan lain salah satunya adalah android yang digunakan di hampir semua ponsel pintar. Sehingga secara natural Bard akan terintegrasi dengan aplikasi yang ada di gawai pintar.
"Dari situ akan meningkatkan pemakaian Bard. Sementara ChatGPT terintegrasi hanya di mesin pencari Microsoft Bing sehingga saya tidak terlalu yakin bisa melakukan penetrasi pasar yang lebih luas dibandingkan Bard," ungkapnya.
Sementara untuk performa, ia menilai Google Bard memiliki respons yang lebih natural dengan gaya penyampaian mirip percakapan manusia.
"Bard ini dari sisi respons lebih natural dibandingkan dengan ChatGPT. Secara teks, gaya penyampaian Bard lebih mirip percakapan manusia," ujarnya.
Baca Juga: Cara Daftar dan Menggunakan ChatGPT di Ponsel
Untuk perintah yang sama, Bard dan ChatGPT memberikan respons yang berbeda. Menurut Sunu, kemampuan chatbot AI yang ada di belakang Bard atau ChatGPT, sama-sama bisa melihat intensi yang kemudian memberikan respons natural layaknya manusia.
“Bard, sudah lama dikembangkan Google lewat proyek Language Model for Dialogue Applications (LaMDA) meski diluncurkan kalah cepat bila dibandingkan ChatGPT,” terangnya.
"Meski Bard untuk saat ini dinilai lebih unggul, namun hal tersebut tidak serta merta membuat ChatGPT akan ditinggalkan pelanggan," pungkasnya.
