Hot Borneo

Oknum Honorer di Kelurahan Murung Raya Banjarmasin Diduga Sikat Insentif Ketua RT

Bau amis penyelewengan dana yang mestinya untuk insentif para Ketua Rukun Tetangga (RT) menyeruak dari Kantor Kelurahan Murung Raya, Banjarmasin Selatan.

Featured-Image
Ilustrasi oknum honorer. Foto-Net

bakabar.com, BANJARMASIN - Bau amis penyelewengan dana insentif Ketua Rukun Tetangga (RT) menyeruak dari Kantor Kelurahan Murung Raya, Banjarmasin Selatan.

Informasi dihimpun, total dana yang ditilep diduga hingga Rp100 juta. Menurut sumber yang tidak ingin namanya dimediakan, terduga pelaku adalah salah satu oknum pegawai honorer di kelurahan Murung Raya, berinisial S.

"Sudah berbulan-bulan dana itu tidak disalurkan sebagaimana mestinya. Banyak ketua RT yang protes," cetusnya, Senin (3/7).

Kecurigaan makin membesar setelah si S  tidak pernah lagi muncul di kantor kelurahan. "Yang kasihan justru para ASN. Kabarnya, mereka diminta patungan bersama lurah, untuk mengganti uang tersebut," ujarnya.

Karena hal ini, sejumlah ASN pun mengeluh. Sebab, para ASN merasa tidak bersalah. 

Mengenai kabar tersebut, media ini lantas mencoba mencari tahu kebenarannya. Seorang Ketua RT di Kelurahan Murung Raya pun diwawancara pada hari yang sama.

Meski bersedia memberikan keterangan, dia menolak namanya disebut. Dari penjelasannya, dia turut membenarkan kabar penyelewengan dana insentif itu.

"Kabar itu saya ketahui sejak hari Rabu (28/6). Dari sumber terpercaya. Dia bilang kalau sedang ada hal yang tidak beres mengenai dana insentif," ungkapnya.

Baca Juga: Gadis 17 Tahun di Mantewe Tanah Bumbu Disetubuhi hingga Hamil

Dari kabar yang didengar oleh si Ketua RT, orang yang melakukannya memang berinisial S. 

"Saya tidak pernah melihatnya lagi setelah ada kabar ini. Bahkan beberapa hari lalu (pelaku) dikeluarkan dari grup WhatsApp" bebernya.

Menurutnya, kabar ini juga sudah diketahui oleh beberapa Ketua RT lainnya di Murung Raya, hanya saja mereka memilih untuk bersikap diam, alih-alih membuat kabar ini menjadi ramai. 

"Masing-masing kepala kami (Ketua RT) ini beda-beda. Kami tidak ingin masalah menjadi keruh," tekannya.

Mengenai berapa nominal dana yang diselewengkan, dia mengaku tidak mengetahuinya. Pun demikian untuk apa dana yang diselewengkan itu digunakan.

Namun, hal yang pasti, menurutnya, sudah empat bulan insentif ketua RT tak kunjung dibayarkan. 

"Insentif belum dibayar sejak bulan Maret, April, Mei dan Juni. Insentif yang kami terima sebagai ketua RT itu Rp650 ribu saja per bulannya," terangnya.

Baca Juga: Jemaah Haji Mulai Kembali ke Indonesia Hari Ini, Embarkasi Banjarmasin Kapan?

Si ketua RT kian heran, sebab hingga kini belum ada penjelasan pasti dari lurah mengenai kabar ini.

Dia bilang memang pernah ada pertemuan di kantor kelurahan, tepatnya pada Senin (26/6) lalu. Pertemuan hanya dihadiri beberapa ketua RT saja.

"Kami hanya menanyakan mengapa insentif belum disalurkan. Tapi, saat itu jawaban dari kelurahan tak jelas. Padahal, pada saat dicek langsung ke kecamatan, insentif untuk bulan Maret saja sudah cair. Tapi saat itu, apakah dananya sudah diselewengkan atau tidak, belum jelas," paparnya.

Padahal, kata dia, pihaknya hanya ingin tahu apa yang terjadi sebenarnya. Diamnya pihak kelurahan justru malah menimbulkan banyak spekulasi.

"Memang kalau terlambat sebulan atau dua bulan, itu sudah biasa. Tapi ini empat bulan, sudah keterlaluan. Maksud kami, kalau ada kendala, ya dibicarakan dalam rapat atau pertemuan. Jelaskan secara terus terang, kendalanya apa," tekannya.

"Sampai akhirnya, ada yang memberitahukan saya bahwa ada yang memainkan dana insentif itu. Dan terduganya si S itu," sambungnya.

Meski memang dinilai kurang pengawasan, tapi kata dia, persoalan yang terjadi ini, bukan sepenuhnya kesalahan lurah. 

"Pegawai honorer yang satu itu, memang diberikan kewenangan untuk mengurus insentif kami. Seharusnya tiap bulan itu dikontrol. Apakah insentif ketua RT disalurkan tiap bulan atau tidak. Sudah disalurkan atau belum?" sergahnya.

Baca Juga: Sempat Menolak, Akhirnya Steven Gerrard Terima Tawaran Al-Ettifaq 

"Saya rasa, dalam hal ini, lurah tidak menanyakan itu juga. Pas berbulan-bulan tak disalurkan, baru ribut," singgungnya.

Dia mengungkapkan karena adanya kabar miring ini, pihaknya pun lantas curiga.

"Sebelumnya kami merasa pernah dibodohi. Cuma kami masih berpikir positif," ujarnya.

Dibodohi yang dia maksud ketika para ketua RT diminta oleh oknum honorer yang bersangkutan melakukan tandatangan selama setahun penuh.

"Katanya, supaya tidak repot minta stempel dan sebagainya. Setelah kejadian ini, kami sadar, mengapa kami justru tandatangan selama setahun duluan," ujarnya.

Di sisi lain, ia juga bilang bahwa jauh ketika persoalan ini muncul, pernah suatu ketika, insentif Rp650 itu masuk ke rekeningnya.

Bukti transfer pun lantas ia bagikan ke grup WhatsApp yang di dalamnya ada lurah dan para ketua RT.

Namun ketika bukti transfer dikirimnya ke dalam grup, dia justru ditegur oleh si oknum honorer.

Si oknum honorer bilang kepada si ketua RT, mengenai pemberitahuan transfer tidak perlu dikirim ke grup.k

"Padahal maksud saya waktu itu, siapa tahu di antara kami (ketua RT) ini, ada yang tidak memiliki sms atau internet banking. Jadi, mereka bisa tahu bahwa insentif sudah cair. Siapa tahu, ada yang perlu dana itu. Entah buat beli beras atau sebagainya," ujarnya.

"Dan setelah ada kejadian seperti ini, saya jadi bertanya-tanya mengapa hal yang seperti itu tak boleh dishare di grup. Tapi sekali lagi saya hanya berpikir positif waktu itu," tambahnya.

Lebih jauh, berdasarkan yang ia ketahui, sejauh ini Lurah didampingi Bhabinkamtibmas dan Babinsa juga pernah mengunjungi kediaman oknum honorer.

"Saat itu, kami minta agar permasalahan bisa menjadi jelas. Jadi minta dipertemukan. Tapi ternyata, oknum itu tak ada di kediamannya. Sampai saat ini juga tidak diketahui sedang ada di mana," ungkapnya.

"Sekali lagi, kalau masalah membantu warga dan pelayanan, alhamdulillah lurah kami ini bagus saja," tutupnya.

Kabar ini lantas coba dikonfirmasi langsung ke Lurah Murung Raya, Sugeng. Namun, yang bersangkutan enggan berkomentar.

Lantas, bagaimana dari pihak Kecamatan Banjarmasin Selatan? Berdasarkan informasi yang dihimpun, pihak kelurahan pada Senin (3/7) dikabarkan mendatangi kantor kecamatan.

Sayangnya, sang camat, Firdaus mengaku tidak berada di tempat.

"Saya tidak di kantor tadi," ujarnya, ketika dihubungi melalui sambungan telepon Senin (3/7) malam.

Lalu, ia pun juga belum bisa memberikan banyak komentar. Ketika disinggung terkait adanya kabar tak sedap tadi.

Ia hanya bilang pihaknya masih belum mengetahui secara utuh permasalahan yang terjadi.

"Belum fix seperti apa masalahnya. Saya juga ingin memperjelas duduk perkaranya beberapa hari ke depan," tutupnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner