bakabar.com, BARABAI – Memasuki pekan ke empat pascabanjir Hulu Sungai Tengah (HST), bantuan kemanusian terus mengalir.
Berbagai komunitas, organisasi hingga instansi dari berbagai daerah terus mengulurkan tangan untuk memberikan bantuan sosial. Baik tenaga maupun materi untuk pemulihan pascabanjir terparah sepanjang sejarah HST ini.
Terbaru datang dari ikatan pegawai Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 9 Kalimantan.
Bantuan yang diserahkan dalam bentuk dana tunai perbaikan 2 sekolah, 500 paket sembako, obat-obatan, dan keperluan harian orang dewasa dan anak senilai Rp100 juta.
Bupati HST, HA Chairansyah secara resmi menerima bantuan tersebut dari ikatan pegawai yang dipimpin langsung Kepala OJK Regional 9, Riza Aulia Ibrahim di kediaman dinasnya, Selasa (9/2).
“Terima kasih atas bantuan yang merupakan hak dari para karyawan demi kemausiaan. Apalagi bantuan ini lebih khusus memperhatikan masalah pendidikan,” ucap syukur Chairansyah.
Kata Chairansyah, memang ada beberapa sekolah yang terdampak banjir. Sebab menjadi perhatian OJK, 2 sekolah dasar di Kecamatan Hantakan itu hancur diterjang air bah pada Rabu malam, 13 Januari 2020.
“Bantuan ini sangat berarti. Mudah-mudahan Covid-19 bisa teratasi sehingga anak-anak bisa sekolah tatap muka lagi dan sarana dan prasarana sekolah bisa kita pulihkan kembali,” tutup Chairansyah.
Sementara itu, Riza mengaku mendapat informasi dari pers release resmi BNPB maupun laporan dari lembaga jasa keuangan setempat. Terutama mengenai dampak bencana banjir di HST.
Karena itu, kata Riza, pihaknya memberikan bantuan sosial sebagai bentuk rasa keprihatinan. Serta upaya untuk meringankan beban masyarakat yang terdampak banjir dan mendukung pemulihan akses belajar-mengajar.
“Dengan kebijakan-kebijakan di sektor jasa keuangan yang telah dikeluarkan, di tengah pandemi dan bencana, OJK terus beroperasi dan berkinerja secara optimal untuk mendukung pemulihan perekonomian di wilayah Kalimantan Selatan,” tutup Riza.
Hingga penetapan masa tanggap darurat yang diperpanjang hingga 24 Februari nanti, bantuan datang dari dalam maupun luar kota hingga provinsi tetangga.
Sebelumnya bantuan datang dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Disdag, Kwarda Pramuka Kalsel dan Caritas Keuskupan Banjarmasin. Lalu dari Perusahaan Semen di Kabupaten Kotabaru.
Kemudian ada lagi dari Provinsi Kalteng, yakni Kerukunan Bubuhan Banjar (KBB) dan Kwarda Pramuka.
Bencana mengawali 2021 ini disebut sebagai banjir terparah sepanjang sejarah HST.
“10 dari 11 kecamatan terendam. Kota Barabai lumpuh dan banjir yang terjadi sampai menelan korban jiwa,” kata Wakil Bupati HST, Berry Nahdian Forqan.
Banyaknya relawan yang membantu, kata Berry menjadi semangat HST untuk bangkit.
“Semoga apa yang menjadi niat kita menjadi berkah bagi kita semua,” tutup Berry.
Dari catatab BPBD HST, dampak banjir terparah ada di Kecamatan Hantakan, Batu Benawa dan Barabai.
Banjir bandang pertama kali menghantan sejumlah kawasan yang berada di Daerah Aliran Sungai Hantakan. Terparah ada di Hantakan dan Batu Benawa.
Hampir dua jam dua kecamatan itu terendam air bah. Hingga akhirnya turun ke sejumlah wilayah di daerah aliaran sungai (DAS) Hantakan, Kamis (14/1) dini hari.
Luapan Sungai Hantakan yang mengalir ke pusat Kota HST kemudian merendam hampir seluruh desa/kelurahan di Barabai. Ketinggian air mencapai 1,7 meter.
Sekitar 72 jam merendam Barabai, air berangsur-angsur surut lalu merendam wilayah paling bawah, yakni daerah rawa di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU).
Se HST ada 87.506 jiwa dari 29.06 KK yang terdampak. Rumah warga yang terendam mencapai 20.554 unit.
Sedangkan rumah warga yang rusak berat sebanyak 2.973 unit. Sementara rumah warga yang hilang akibat disapu air bah sebanyak 183 unit.
Selain itu, fasilitas umum, seperti sekolah, tempat ibadah maupun pasar banyak yang rusak. Infrastruktur sampai lahan pertanian, peternakan hingga UMKM di HST juga ikut terdampak.
Banjir ini juga memakan korban jiwa. Ada 10 orang warga HST yang dinyatakan meninggal.