News

NU Jatim Desak Investigasi Penyebab Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan

Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur mendesak agar dilakukan investigasi menyuluruh terkait penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan

Featured-Image
Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 130 orang. Foto-Tribun.

bakabar.com, JAKARTA - Tragedi kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang yang menewaskan 130 orang mendapat perhatian dari Keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur. Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, KH Abdussalam Shohib mendesak agar dilakukan investigasi menyuluruh terkait penyebab kerusuhan tersebut.

Kiai Salam --sapaan akrab-- menyebut tragedi Kanjuruhan adalah salah satu bencana paling mengerikan dalam sejarah sepak bola di dunia.

"Insiden ini benar-benar mengundang keprihatinan kami bersama," katanya, dilansir CNN Indonesia, Minggu (2/10).

Kiai Salam pun mendesak agar penyebab tragedi yang menghilangkan ratusan nyawa ini diinvestigasi hingga tuntas dan dibuka seterang-terangnya.

"Kami juga mendesak agar dilakukan investigasi secara menyeluruh tentang penyebab tragedi ini," tutur Kiai Salam.

Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Maarif Denanyar, NU Jatim ini juga mengajak semua warga mengirimkan doa dan salat gaib untuk korban.

Sekretaris PWNU Jatim Prof Akh Muzakki menyampaikan bahwa pihaknya bersama PCNU Kota dan Kabupaten Malang juga segera mendirikan posko crisis center dan trauma center di Kota Malang.

Posko ini dihadirkan untuk menampung informasi warga NU Malang Raya yang kemungkinan menjadi korban.

"Kejadian ini harus menjadi pelajaran. Pemerintah patut melakukan evaluasi menyeluruh atas penyelenggaraan kompetisi sepak bola seraya mendorong agar persepakbolaan nasional semakin maju dengan tanpa ada kejadian memilukan seperti kasus di Kanjuruhan Malang itu," kata Akh Muzakki.

Sebagaimana diketahui, tragedi Kanjuruhan dimulai dari suporter Arema yang merangsek masuk ke lapangan usai kecewa karena tim yang dijagokannya kalah dari Persebaya. Merespons hal tersebut, polisi menembakkan gas air mata.

Tak cuma pada suporter yang masuk ke lapangan, gas air mata juga ditembakkan ke arah tribun penonton. Tak ayal, hal ini memicu kepanikan.

Akibatnya, massa penonton berlarian sambil berdesak-desakan ke arah pintu keluar. Beberapa dari mereka mengalami sesak napas, kekurangan oksigen, dan terinjak-injak hingga mengakibatkan kematian.

Hingga saat ini, dilaporkan sebanyak 130 korban tewas dalam kerusuhan Kanjuruhan.

Editor


Komentar
Banner
Banner