Program Hilirisasi

Nggak Ada Kompromi, Menteri Bahlil Tegaskan Lanjutkan Hilirisasi

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan pihaknya terus melanjutkan hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.

Featured-Image
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia. Foto: apahabar.com/Gabid Hanafie

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menegaskan pihaknya terus melanjutkan hilirisasi yang dicanangkan pemerintah.

Langkah tersebut dilakukan guna untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dan kedaulatan negara. Bahlil mengaku tak rela bila negara asing hanya mengambil bahan mentah dalam negeri.

"Kalau masih kita berpikir mengirim raw material, itu sama saja kita berpikir masih dalam dunia penjajahan," ujarnya seperti dilansir Antara, dikutip Jumat (8/12).

Baca Juga: Program Hilirisasi Indonesia Dikuasai China

Baca Juga: Prabowo Sesumbar Lanjutkan Program Hilirisasi Jokowi

Bahlil menilai penciptaan nilai tambah sangat penting untuk meningkatkan pendapatan negara. Sebelum dilakukannya hilirisasi, ekspor nikel pada 2017 hanya mencapai USD 3,3 miliar.

Sementara pada 2022 atau setelah hilirisasi diberlakukan, angkanya meningkat signifikan menjadi 33,8 miliar dolar AS. Angka tersebut hanya berasal dari satu sampai dua turunan nikel, belum termasuk Electric Vehicle (EV) baterai dan mobil listrik.

Lebih lanjut, Bahlil menyampaikan hilirisasi nikel tidak hanya berupa baterai mobil listrik saja. Dari nikel, Indonesia bisa membuat produk jadi seperti stainless steel, sendok, baja dan lainnya.

"Saya kadang-kadang bingung ketika orang berpandangan hilirisasi itu hanya bagian satu produk seperti ekosistem baterai mobil listrik, itu kan cuma satu bagian saja," kata Bahlil.

Baca Juga: Investasi Asing Mandek, OIKN: Sedang Berproses Ya!

Baca Juga: Respons Santai Bos OIKN soal Pakuwon Ngerem Pembangunan

Sementara itu, Bahlil optimistis target investasi Indonesia pada 2023 sebesar Rp1.400 triliun dapat tercapai hingga akhir tahun.

Pada 2024, Kementerian Investasi ditargetkan mampu mendapatkan investasi sebesar Rp1.650 triliun. Menurut Bahlil, angka tersebut cukup besar sehingga diperlukan sebuah strategi khusus.

"Makanya hari ini kita rakor (rapat koordinasi) dalam rangka membahas strateginya seperti apa, karena kan tidak mudah ya. Tahun politik, geopolitik juga tidak terlalu menentu dan kita lagi mengatur strateginya dalam rakor," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner