News

Nestapa Buruh Perempuan dengan Pendapatan Rp3,2 Juta Sebulan

apahabar.com, JAKARTA – Witri Nurjayati Hadi seorang buruh perempuan di pabrik tekstil menyesalkan keputusan pemerintah saat…

Featured-Image
Sejumlah buruh perempuan tengah bekerja di pabrik tekstil. Foto: Antara

bakabar.com, JAKARTA - Witri Nurjayati Hadi seorang buruh perempuan di pabrik tekstil menyesalkan keputusan pemerintah saat menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, Sabtu lalu, (3/9).

Dengan kondisi tersebut, Witri mengaku kehidupannya seorang diri menghidupi 3 orang anaknya semakin berat. Sebab, pendapatan gaji yang ia terima saat ini tidak sebanding dengan harga kebutuhan pangan.

"Ya Allah kurang banget, aku utang banyak tuh di mana-mana. Jadi kalau gajian hari ini gajian di kasih ke orang. Untuk tutup utang, gali lobang tutup lobang," ujar perempuan kelahiran Bandung ini saat ditemui bakabar.com, Kamis (15/9)

Kesedihannya terpancar ketika di wawancarai mengaku kehidupannya saat ini tidaklah cukup dengan pendapatan gaji yang di dapatnya sebesar Rp3,2 juta untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dalam kesehariannya ia bekerja sebagai buruh di salah satu pabrik tekstil di Subang. Selama 6 hari dalam seminggu Witri berangkat bekerja dengan menggunakan angkutan umum setiap harinya.

Karena itu, ia harus merogoh kocek sebesar Rp30 ribu untuk biaya angkutan umum setiap harinya untuk pulang pergi saat BBM belum naik.

Namun saat ini, dalam sehari-hari, perempuan berusia 45 tahun ini harus mengeluarkan uang sebesar Rp50 ribu semenjak harga BBM subsidi mengalami kenaikan.

"Iya, terus kalau misalnya mau nanya, kalau di hitung saja Rp50 ribu dikali 6 sudah Rp300 ribu untuk biaya kerja sendiri. Terus di kali 26 hari sudah berapa itu," keluhnya.

Seorang Diri Menghidupi 3 Anak

Ia mengaku dengan kenaikan harga BBM ini seperti tercekik karena kebutuhan rumah tangga yang tidak terpenuhi secara keseluruhan. Selain juga menghidupi 3 orang anak yang masih sekolah dengan bayaran sekolah yang terbilang mahal.

"Anak ibu sekolahnya SMK, terus anak yang kedua baru masuk SMA biaya masuknya Rp780 ribu biaya perbulannya Rp275 ribu per bulannya dengan gaji yang aku terima Rp3,2 juta," ungkapnya.

Bekerja seorang diri dan menjadi orang tua tunggal untuk anak anaknya tak membuat semangatnya luntur, ia mengaku akan terus memperjuangan suara buruh yang tertindas karena kenaikan harga bbm.

"BBM naik mencekik sekali, aku sudah tua juga masih ikut aksi. Harapannya jelas, yang menjadi tuntutan kami diterima, itu saja," ucapnya Witri.

Reporter: Dian Finka



Komentar
Banner
Banner