bakabar.com, BALIKPAPAN - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memantau pada periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024 masih terjadi fluktuasi harga sejumlah komoditas.
Sehingga belum perlu dilakukan intervensi melalui penegakan hukum. El Nino menjadi penyebab utama terjadinya fluktuasi harga.
Hal itu menyebabkan kegagalan panen, turunnya produksi, kurangnya pasokan ke pasar, berkurangnya luas tanam.
Juga ketidakmampuan pemenuhan pasokan ke pasar seiring meningkatnya permintaan, maupun larangan ekspor dari luar negeri dan realisasi impor yang tidak optimal.
Baca Juga: Terciptanya Iklim Usaha Berkeadilan, Jatim Sabet Dua Penghargaan di KPPU Award 2023
"Kesimpulan tersebut dibuat KPPU seiring dengan proses pemantauan harga pangan dan bahan pokok jelang natal dan tahun baru (Nataru) 2024 yang dilakukan KPPU di berbagai wilayah, seperti Medan, Lampung, Bandung, Surabaya, Samarinda, Makassar, dan Yogyakarta," kata Ketua KPPU, M Afif Hasbullah.
Afif menambahkan, sejauh ini KPPU aktif melakukan berbagai pengawasan harga komoditas strategis guna menjamin tidak adanya upaya pelaku usaha dalam memanfaatkan berbagai kegiatan perayaan tahunan sebagai ajang untuk melakukan kartel maupun praktik monopoli.
Baca Juga: 7 Jurus Anti-Kehabisan Tiket Kereta Api Jelang Libur Nataru 2024
Selama periode Nataru 2024 KPPU memantau harga pangan pokok komoditas beras, kedelai, jagung pipil, bawang putih, bawang merah, cabai, daging sapi, ayam ras, telur ayam, gula pasir, minyak goreng curah, dan minyak goreng kemasan pada konsumen.
Beras masih menjadi komoditas yang cukup menarik perhatian. Makanan pokok masyarakat Indonesia itu mengalami kenaikan harga terutama di wilayah Indonesia Timur.
"Periode Nataru 2024 wilayah Indonesia Timur harga beras tertinggi di Papua Rp19 ribu. Terendah di Sulawesi Barat Rp13 ribu dari HET Rp14.800," jelasnya.