Panen Raya Padi

Musim Panen Raya, Harga Padi di Jember Anjlok

Pada Maret 2023, sejumlah petani di wilayah Kabupaten Jember memasuki masa panen raya padi.

bakabar.com, JAKARTA - Pada Maret 2023, sejumlah petani di wilayah Kabupaten Jember memasuki masa panen raya padi. Sayangnya, harga jual padi kering panen terpantau terus mengalami penurunan.

Untuk menyiasati agar nilai jual padi kering panen tidak terlalu murah, Asosiasi Petani Pangan Indonesia (APPI) Jawa Timur mengimbau para petani agar tidak memanen padinya terlalu pagi. Ini diperlukan agar kadar air gabah yang baru dipanen dalam kondisi normal.

Tidak hanya itu, APPI Jatim juga mengimbau para petani yang memiliki usaha penggilingan tidak menjual hasil panen dalam bentuk gabah, namun dalam bentuk beras. Pasalnya, harga beras saat ini cenderung stabil dibandingkan harga gabah.

Ketua APPI Jatim Jumantoro menjelaskan harga gabah mengalami penurunan drastis sejak Badan Pangan Nasional (Bapanas) menetapkan harga batas atas padi pada 20 Februari lalu.

"Saya juga heran harga padi sejak ditetapkan batas atas Rp4.550, jadinya malah terus anjlok," kata Jumantoro saat dihubungi bakabar.com, Sabtu (4/3).

Baca Juga: Hujan Deras Tiga Hari di NTB, Ratusan Hektare Tanaman Padi Terendam Banjir

Surat edaran Badan Pangan Nasional itu menyebut harga batas atas gabah kering panen tingkat petani Rp4.550, sementara gabah kering panen tingkat penggilingan Rp4.650.

Lalu harga gabah kering giling tingkat penggilingan sebesar Rp5.700 dan beras medium di tingkat Bulog Rp9000.

Realisasinya, kata Jumantoro, setelah munculnya kebijakan itu justru membuat harga padi anjlok. Selain karena memasuki musim panen raya, perubahan harga juga diakibatkan oleh masuknya impor beras dari Bulog.

Harga gabah yang sebelumnya berada di Rp5.500 sampai Rp5.700, kini, per 4 Maret 2023, harganya drop ke Rp 4.000 sampai Rp 4.500. "Untuk itu kami mengimbau petani yang memiliki penggilingan gabah agar menahan hasil panennya," ujar Jumantoro.

Imbauan tersebut, sudah disampaikan kepada para petani. Namun, petani tidak bisa terlalu lama menahan hasil panennya, karena mereka butuh perputaran modal.

Baca Juga: Pengamat: Proyek Food Estate Belum Mampu Mengakselerasi Hasil Panen

"Mereka siap, cuma tidak bisa lama. Biasanya kalau harga bagus mereka jual dalam bentuk tebasan atau kwintalan padi," terangnya.

Jumantoro berharap, penjualan dalam bentuk beras bisa meningkatkan pendapatan petani, sebab harga beras masih terbilang stabil. "Kalau harga beras saat ini masih cukup tinggi di angka Rp9.700 hingga Rp10.000 per kilogramnya," jelasnya.

Sebagai bentuk keprihatinan, Jumantoro bersama APPI Jatim menggelar aksi damai di depan Kantor Pemkab Jember. Mereka protes sambil membagikan beras 1 kwintal kepada masyarakat.

"Berasnya sudah ludes saya bagikan masing masing 1 kilogram. Ini bentuk aksi damai kami. Harga padi murah, tapi beras mahal," jelasnya.

Sementara itu, dihubungi terpisah, Kasubag Perencanaan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Jember Rudi Indrawan memperkirakan panen raya padi di bulan Maret 2023 bisa mencapai 193.600 ton. Jauh lebih tinggi dibandingkan Februari yang mencapai 59,383 ton.

Baca Juga: Mentan Pastikan Panen Raya Cukupi Kebutuhan Bulan Ramadhan

Rudi juga mengkhawatirkan harga padi kembali anjlok saat panen raya nanti. Apalagi menurutnya harga padi anjlok sudah seperti tradisi yang selalu berulang di Kabupaten Jember.

"Ini tiap tahun selalu terjadi, sudah seperti jadi adat," katanya.

Menurutnya, pasar akan membuat harga menjadi rendah bila pasokan berlebih, sementara harga akan naik ketika pasokan dari petani menurun.

Baca Juga: Panen Raya Sudah Berlangsung di Semua Daerah, Mentan Lapor ke Presiden

Menurutnya, saat ini harga jual padi terbilang mahal yakni Rp4.500 per kilogramnya. Sementara ketika panen raya pihaknya memprediksi harga padi akan turun di bawah Rp4000.

"Menurut saya harganya masih mahal saat ini. Tapi biasanya kalau sudah panen raya harganya anjlok di bawah Rp 4000," jelasnya

Editor


Komentar
Banner
Banner