Musim Kemarau

Musim Kemarau Berkepanjangan, BNPB: Pulau Jawa Darurat Kekeringan

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan Pulau Jawa saat ini sedang mengalamai era kekeringan hidrometeorologi.

Featured-Image
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari (Foto: Screenshoot BNPB)

bakabar.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan Pulau Jawa saat ini sedang mengalamai era kekeringan hidrometeorologi.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan kekeringan sangat berdampak, utamanya di Jawa bagian Barat. Sejumlah daerah, seperti Bogor dan Sukabumi menjadi wilayah yang paling banyak terdampak. Selain itu, wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur juga ikut terdampak.

“Kalau bicara kekeringan dalam artian kabupaten kota terdampak karena sudah rangkaian dari 2 bulan yang lalu tidak dilaporkan lagi sebagai bencana kekeringan, tapi sudah dilaporkan sebelumnya,” ujar Abdul saat konferensi pers melalui Youtube BNPB, Selasa (5/9).

Baca Juga: BNPB: 120 Personel Dikerahkan dalam Pemadaman di TN Gunung Ciremai

Untuk wilayah Jawa Timur, kata Abdul, yang sangat terdampak terutama di daerah Tapal Kuda. Sedangkan untuk Provinsi Jawa Tengah, wilayah terdampak meliputi kawasan Grobogan dan Blora. Di daerah tersebut, masyarakat sangat membutuhkan pasokan air bersih.

"Jadi kalau tidak didroping air bersih maka masyarakat akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya,” ujar Aam.

Selain itu, Aam membeberkan jika pada saat ini, Pulau Jawa sedang memasuki fase darurat air bersih. Itu artinya, secara keseluruhan, pasokan air bersih yang tersedia dalam kondisi terbatas.

Baca Juga: 66 Ribu Jiwa Terdampak Kekeringan di Bekasi

Dengan demikian, BNPB sesuai dengan tugas dan fungsinya akan melakukan bantuan kedaruratan.

"Tapi memang pada kondisi seperti ini yang bisa kita lakukan ya memang untuk antisipasi kedaruratannya dulu. Masyarakat butuh air dan airnya yang kita harus lengkapi,” ungkapnya.

Untung jangka panjangnya, kata Abdul, pihaknya akan berbicara tentang restorasi ekosistem. Termasuk juga upaya memodifikasi cuaca, menambah jumlah atau volume air yang ada di danau, embung, waduk.

Editor


Komentar
Banner
Banner