Panjat Pinang

Musim 17-an Telah Tiba, Saatnya Dulang Cuan dari Jual Panjat Pinang

Lomba panjat pinang nampaknya masih menjadi tontonan primadona warga saat perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus.

Featured-Image
Salah satu pengrajin panjat pinang, Rhobih, 45, di Kota Tangerang saat ditemui di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Rabu, (9/8). Foto: Rizky Dewantara

bakabar.com, TANGERANG - Lomba panjat pinang nampaknya masih menjadi tontonan primadona warga saat perayaan hari kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus. Meskipun sifatnya sebagai dagangan musiman, pengrajin panjat pinang di Kota Tangerang masih kebanjiran pesanan.

Salah seorang pengrajin panjat pinang, Rhobih (45), menjelaskan bahwa dirinya telah menggeluti profesi tersebut dalam 10 tahun terakhir. Dirinya tidak hanya menjual produknya di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, di Kota Tangerang. Sejumlah pembeli juga berasal dari luar kota Tangerang, seperti dari wilayah Tangerang Selatan dan kota-kota lainnya.

Menurut Rhobih, produk panjat pinang yang ia kerjakan sudah ramai dipesan pembeli jauh-jauh hari. Di momen seperti saat ini, menjelang 17 Agustus, dirinya selalu kebanjiran orderan.

"Alhamdulilah pesanan kita banyak, jauh-jauh memang, seperti di Jombang, Tangerang, Jakarta dan wilayah Banten," ujarnya kepada bakabar.com, Kota Tangerang, Rabu, (9/8).

Baca Juga: Wakil Ketum KADIN Ingatkan Pemerintah Soal Ancaman Gelombang PHK di 2023

Menurutnya, pembuatan kerajinan panjat pinang selalu didasarkan atas pesanan dan ketersediaan stok. Hanya saja, ketersediaan bahan baku dalam 3 tahun terakhir memang kerap menjadi kendala. Rhobih mengaku kesulitan untuk mendapatkan batang pohon pinang.

"Saya nyari pohon pinang memang jauh dan sulit di dapat. Satu kampung paling banyak saya mendapatkan 2 batang pohon. Biasanya saya dapat 30 sampai 40 pohon, sekarang cuma dapat 15 pohon," ungkap dia.

Masih kata Rhobih, untuk harga jual ia banderol tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Hanya dengan Rp1 juta dan Rp1,2 juta, batang pohon yang akan digunakan untuk lomba panjat pinang sudah bisa berpindah tangan.

Baca Juga: Kejuaraan Dunia Panjat Tebing, FPTI Minta Atlet Jaga Fisik dan Mental

Khusus terkait dengan ongkos mobil untuk pengangkutan, ia juga menerapkan kebijakan yang terbilang lentur. Proses negoisasi sangat mungkin dilakukan, utamanya bagi mereka yang telah menjadi pelanggan.

"Untuk yang bukan pelanggan paling saya kasih harga Rp1,4 juta. Dan jika pesanan makin banyak dan bahan baku habis, saya menggantikan pohon pinang dengan bambu petung," jelas ia.

Secara spesifik, kata Rhobih, pohon pinang yang ia jual tingginya bervariasi, antara 9 hingga 12 meter. Semua ia kerjakan berdasarkan pesanan.

Baca Juga: Masyarakat Pesisir Diimbau Waspada Gelombang Tinggi hingga 6 Meter

"Tapi ada juga yang pesan 10 meter dan 9 meter. Intinya akan pihaknya buatkan sesua pesanan," jelasnya.

Rhobih menambahkan, untuk sehari-hari kegiatan utamanya adalah membuat kerajinan pagar rumah. Hanya di momen-momen istimewa, ia menjajakan batang pohon pinang yang akan digunakan untuk lomba.

"Momen hari kemerdekaan pasti saya membuat kerajinan panjat pinang. Pesanan yang akan saya antar 3 hari lagi yaitu ke Lapas Tangerang," tutup dia

Editor
Komentar
Banner
Banner