bakabar.com, SOLO - Batik Mahkota Solo memiliki media dakwah yang unik dan memiliki nilai seni berbentuk mushaf Alquran.
Berbeda dengan pada umumnya, Alquran yang diproduksi di Jalan Sayangan Kulon nomor 9 Kelurahan Laweyan, Kecamatan Laweyan Kota Surakarta itu dibuat dalam bentuk batik.
Berkat gagasan Alpha Fabela Priyatmono, Alquran batik itu tampil cantik nan berbeda.
"Ide pembuatannya sejak 2016," kata Alpha saat ditemui bakabar.com di kediamannya, Minggu (2/4).
Baca Juga: Mengenal Tradisi Pembagian Bubur Samin Gratis di Masjid Daarulsalam Solo
Alpha menceritakan mulanya ia bersama sejumlah pengusaha batik di Laweyan mengadakan program Alquran Follow The Line tulisan tipis-tipis.
"Program tersebut diperuntukkan untuk kaum muslimin yang ingin belajar membaca dan menulis,” katanya.
Kemudian, lanjut dia, terlintas keinginan untuk membuat inovasi agar kaum muslimin yang ingin belajar menulis dan membaca alquran memiliki media yang menarik.
"Karena kami adalah pelestari dan pengusaha batik, maka dibuatlah mahakarya sesuai bidangnya," tutur Alpha.
Pria yang juga bekerja sebagai dosen di Universitas Muhammadiah Surakarta itu menuturkan, batik Alquran tersebut dibuat di atas kain dengan goresan malam.
"Proses pembuatan Alquran batik 30 juz ini pun memakan waktu hingga empat tahun dengan cara 100 persen manual," jelasnya.
Baca Juga: Napak Tilas Masjid Laweyan Solo, Dibangun Bekas Bangunan Pura
Tak hanya sebagai media dakwah, pembuatan mushaf kitab suci umat Islam dalam bentuk batik ini juga bertujuan untuk media edukasi mengenai batik bagi wisatawan di Kampung Batik Laweyan
Aplha berharap Alquran batik juga mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
“Tujuannya, supaya Alquran ini juga menjadi media edukasi wisatawan yang ingin belajar agar tahu sejarah, arsitektur batik yang khas sehingga lebih banyak wisatawan yang berkunjung ke Laweyan,” katanya.
Pembuatan Mushaf Al Qur’an Batik Melibatkan Penyandang Tunarungu
Selain pertama dan satu-satunya di Indonesia, batik Alquran semakin unik karena melibatkan penyandang tunarungu.
Para tunarungu ini terlibat dalam proses desain hingga pewarnaan setiap lembaran kain batik Alquean.
Baca Juga: Menyusuri Tradisi Nyadran di Lereng Damalung
Sama halnya dalam pembuatan batik pada umumnya, motif pada Alquran juga berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya.
"Namun motif yang signature dan paling menonjol adalah parang, kawung dan kontemporer," imbuhnya.
Tahapan Pembuatan Alquran Batik
Pada kesempatan yang sama, Alpha juga menceritakan proses pembuatan Alquran batik secara rinci.
"Pertama, Alquran difotokopi dan diperbesar sesuai dengan ukuran yang akan dibatik," jelasnya.
Baca Juga: Kompleks Pemakaman Gunungpring Magelang Ramai Dipadati Peziarah
Kemudian yang kedua, lanjut dia, ayat-ayat Al Quran tersebut dijiplak dengan pensil.
"Proses ketiga, ayat-ayat ditebali dengan lilin panas," tuturnya.
Setelah semua ayat dilapisi lilin, Alpha mengatakan, proses yang terakhir atau kelima, menghias bagian pinggir Alquran dengan motif-motif batik.