bakabar.com, BANJARMASIN - Tepat pada 12 Rabiul Awal 951 H Pangeran Suriansyah Sultan pertama Kesultanan Banjar berpulang ke rahmatullah, meninggalkan Bumi Lambung Mangkurat untuk selamanya.
Nama lahir Sultan Suriansyah adalah Raden Samudera. Kemudian Raden Samuder diangkat menjadi raja di Banjarmasin oleh para patih (kepala kampung) di hilir sungai Barito, dengan memakai gelar yang lebih tinggi yaitu Pangeran Samudera atau Pangeran Jaya Samudera.
Pada 24 September 1526 bertepatan 6 Zulhijjah 932 H, Pangeran Samudera kemudian memeluk Islam dengan dibantu oleh utusan Kesultanan Demak Khatib Dayan dan bergelar Sultan Suriansyah. Tanggal inilah yang juga kemudian dijadikan sebagai Hari Jadi Kota Banjarmasin.
Kata surya berarti matahari dan syah berarti raja. Nama tersebut disesuaikan dengan gelar dari Raden Putra (Rahadyan Putra) yaitu Suryanata (nata=raja) seorang pendiri dinasti pada zaman kerajaan Hindu sebelumnya.
Sultan Surianyah merupakan Raja Banjarmasin pertama yang memeluk Islam. Ia memerintah tahun 1500-1540 H.
Sultan Suriansyah juga merupakan raja Banjar pertama sekaligus raja Kalimantan pertama yang bergelar Suryanullah (matahari Allah).
Gelar Sultan Suryanullah tersebut diberikan oleh seorang Arab yang pertama datang di Banjarmasin, beberapa waktu setelah ia memeluk islam.
Dalam naskah Cerita Turunan Raja-raja Banjar dan Kotawaringin alias Hikayat Banjar, disebutkan Sultan Suriansyah merupakan keturunan ke-6 dari Lambung Mangkurat dan juga keturunan ke-6 dari pasangan Puteri Junjung Buih dan Maharaja Suryanata.
Sultan Suriansyah merupakan putera dari Puteri Galuh Beranakan (Ratu Intan Sari) yaitu puteri dari Maharaja Sukarama dari Kerajaan Negara Daha. Dan nama bapaknya adalah Raden Mantri Alu, yang keponakan Maharaja Sukarama.
Sultan Suriansyah mempunyai 5 anak yaitu, Sultan Rahmatullah (Sultan Banjar Ke 2), Pangeran Tengah Amandit (Memimpin di wilayah Amandit Kandangan), Pangeran Tibarau ( Memimpin di wilayah Riam Kanan Riam Kiwa), Pangeran Sirapanji (Memimpin di wilayah Dayak Dusun Bukit Meratus), Putri Mayang Sari (Memimpin di wilayah Ja'ar).
"Sulthon Suriansyah mempunyai guru bernama Khatib Dayan dan Syekh Pangeran Abdul Kadir (Sukarama) bin Pangeran Suria Alam (Sunan Sarabut). Syekh Pangeran Abdul Kadir ini sendiri adalah paman sekaligus mertua oleh Sulthan Suriansyah," dikutip dari akun facebook Gusti Muhammad Noviannor, Sabtu (8/10).
Setelah wafat Sultan Suriansyah juga mendapat gelar anumerta Panembahan Batu Habang atau Susuhunan Batu Habang, yang dinamakan berdasarkan warna merah (habang) pada batu bata yang menutupi makamnya di Komplek Makam Sultan Suriansyah di kecamatan Banjarmasin Utara, Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Penulis: M. Aditya Rahman