bakabar.com, MARTAPURA – Tiap peringatan hari Asyura 10 Muharam tahun Hijriah, umat muslim menjadikannya sebagai ladang amal, termasuk di Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
Selain berpuasa dan membuat bubur Asyura, 10 Muharam juga dimaknai sebagai hari lebarannya anak yatim. Misalnya, di Desa Tunggul Irang Martapura. Tiap selepas subuh 10 Muharam anak-anak hingga dewasa rebutan uang sedekah dari pintu ke pintu rumah.
Kegiatan dilanjutkan dengan membikin bubur Asyura secara bergotong royong, lalu dibagi-bagikan.
Kegiatan ini sudah jadi tradisi turun temurun. Tak hanya dilakukan masyarakat secara umum, juga berbagai organisasi atau kelompok turut merayakan hari Asyura.
Misalnya Yayasan Sultan Adam. Sayap dari organisasi Kesultanan Banjar ini memasukkan kegiatan 10 Muharam sebagai agenda wajib tahunan.
“Kami awali dengan ziarah makam para wali. Kemudian menyantuni anak yatim dan berbagi bubur Asyura,” ujar Gusti Andriansyah, Sekretaris Yayasan Sultan Adam usai bagi-bagi bubur Asyura di samping Alun – Alun Ratu Zalecha Martapura, Senin (8/8) sore.
Bubur Asyura dibikin dengan 41 macam bahan, mulai dari beras, biji-bijian, daging, sayuran, dan beragam rempah.
Lebih seribu porsi disiapkan, lalu dibagikan sore hari di beberapa titik lokasi kepada pengguna jalan dengan tujuan agar dapat dicicipi ketika berbuka puasa.
Gusti Andri menjelaskan hari Asyura punya sarat hikmah yang di dalamnya banyak catatan sejarah besar yang terjadi bertepatan 10 Muharam.
“Menjadikan momentum hari Asyura ini untuk menebar kebaikan kepada masyarakat, juga untuk mengajak agar senantiasa gotong royong dan kekeluargaan,” ucap Andri didampingi Ketua Pelaksana M Randy Rafsanjani.