bakabar.com, JAKARTA - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdipora) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, mencatat sekitar 3.000 siswa Sekolah Dasar (SD) di Cianjur, masih menjalani proses belajar mengajar di dalam tenda karena bangunan sekolah rusak akibat gempa belum mendapat penanganan.
Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Cianjur, Aripin di Cianjur mengatakan ribuan siswa tersebut tersebar di 40 SD di Cianjur yang proses pembangunan sekolahnya masih berjalan dan baru diajukan sehingga kegiatan pada tahun ajaran baru masih di tenda.
"Dari total 40 sekolah terdapat sekitar 3.000 siswa yang terpaksa masih belajar di dalam tenda, termasuk sekitar 1.600 siswa baru karena bangunan sekolah masih dalam proses pembangunan dan belum mendapat penanganan," katanya seperti dilansir Antara, Senin (17/7).
Baca Juga: Pemkab Cianjur Angkat Tangan soal Pembangunan Sekolah Rusak
Sehingga pihaknya meminta pemerintah pusat melalui Pemkab Cianjur, untuk membantu pembangunan sekolah yang rusak akibat gempa mendapat prioritas karena keterbatasan anggaran yang dimiliki terlebih masih banyak sekolah rusak di Cianjur yang belum mendapat perbaikan.
"Kami mencatat lebih dari 1.000 ruang kelas SD di Kabupaten Cianjur yang kondisinya rusak berat sebelum gempa terjadi, mengajukan perbaikan, ditambah yang rusak akibat gempa, harapan kami pemerintah pusat dapat membantu," katanya.
Baca Juga: Pemkab Cianjur Tak Berwenang di Proyek Geothermal Gunung Gede
Guru SDN Citamiang, Kecamatan Pacet, Neuis Hendrayati, menambahkan pada tahun ajaran baru seratusan siswa di sekolah tersebut masih belajar di dalam tenda karena bangunan sekolah yang rusak berat belum mendapat penanganan.
Pihaknya berharap bantuan pembangunan dapat segera datang agar siswa kembali belajar di dalam ruang kelas dengan nyaman layaknya di sekolah yang sudah dibangun kembali oleh pemerintah.
"Harapan kami mendapat bantuan pembangunan kembali karena dari delapan ruang kelas yang ada, saat ini kondisinya semakin parah. Sedangkan sekolah di kecamatan lain yang juga rusak akibat gempa sudah tuntas dibangun," katanya.
Baca Juga: Polisi Panggil Saksi Ahli Terkait Kasus Pencemaran Sungai Pamekasan
Sementara Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cianjur, Helmi, mengatakan bangunan sekolah yang rusak akibat gempa Senin (21/11/2022) sebanyak 68 sekolah, namun tinggal tiga sekolah yang belum tuntas dibangun sehingga masih menjalani proses belajar di dalam tenda.
"Kami mencatat tidak lebih dari 500 siswa dari tiga sekolah SMP yang rusak akibat gempa masih dalam proses pembangunan. Sehingga awal tahun secepatnya kami akan tuntaskan perbaikan sehingga seluruh siswa belajar lagi di ruang kelas," katanya.