bakabar.com, JAKARTA - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID (Mining Industry Indonesia) menggenjot upaya hilirisasi di Indonesia. Demi memperkuat struktur industri nasional.
"Adanya hilirisasi industri pertambangan ini dapat memperkuat struktur industri hingga memberikan nilai lebih untuk Indonesia," Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso dikutip, Minggu (8/10).
Lebih spesifik, kata dia, hilirisasi adalah strategi penting dalam pengembangan industri dan ekonomi Indonesia. Bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.
Baca Juga: Jokowi Yakin Hilirisasi SDA Mampu Tingkatkan Pendapatan Negara
Keuntungan lainnya, tentu saja menciptakan lapangan kerja. Juga tak kalah penting, mengurangi ketergantungan pada impor.
"Dengan fokus pada hilirisasi, kami berupaya mengembangkan industri-industri turunan yang akan memberikan manfaat jangka panjang," imbuhnya.
Upaya hilirisasi industri pertambangan MIND ID dijalankan melalui anggota perusahaannya. Yakni PT Antam, PT Bukit Asam, PT Freeport Indonesia, PT Inalum dan PT Timah.
Kata Hendi, ada sejumlah proyek MIND ID memaksimalkan hilirisasi. Salah satunya pembangunan proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR). Lokasinya di Mempawah, Kalimantan Barat (Kalbar).
Pabrik peleburan alumina itu dibangun untuk melengkapi rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat. Dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.
SGAR Mempawah memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun. Dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton setahunnya. Dijadwalkan beroperasi pada 2025.
Baca Juga: Bisnis Batu Bara Terancam Mati, Analis: Pengusaha Harus Hilirisasi!
Kemudian, PT Inalum berhasil meningkatkan kapasitas produksi aluminium melalui anak perusahaannya; Indonesia Aluminium Alloy (IAA). Di mana kini sudah melakukan soft commissioning. Memastikan mesin-mesinnya siap beroperasi dalam mendaur ulang aluminium.
Selain itu, juga ada PT Antam. Yang membangun smelter feronikel berkapasitas 13.500 ton nikel dalam feronikel (TNi) di Halmahera Timur, Maluku Utara. Mulai beroperasi pada akhir 2023.
Jika smelter feronikel Halmahera Timur sudah resmi beroperasi. Maka dapat menambah portofolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan menjadi 40.500 TNi.
Selanjutnya, PT Timah. Mereka membangun smelter Top Sumberge Lance (TSL) Ausmelt Furnace di Kawasan Unit Metalurgi Muntok di Kabupaten Bangka Barat.
TSL Ausmelt Furnace merupakan salah satu bentuk transformasi dan inovasi teknologi pengolahan timah kadar rendah.
Smelter ini digadang mampu mengolah konsentrat bijih timah dengan kadar mulai dari 40 Sn. Dengan kapasitas produksi 40.000 ton timah kasar per tahun atau 35.000 metrik ton ingot setahun.
Berikutnya, PT Freeport Indonesia. Membangun Smelter Manyar. Sebagai upaya hilirisasi tembaga.
Smelter Manyar akan menjadi pabrik pemurnian dan pengolahan konsentrat tembaga kedua milik PTFI. Dibangun di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Total lahannya mencapai 100 hektare.
Smelter Manyar ini dirancang memiliki kapasitas pengolahan konsentrat tembaga sebesar 2 juta ton per tahun. Teranyar, progres pembangunannya sudah mencapai 76 persen. Dan ditargetkan rampung tahun depan.
Baca Juga: Pertahankan Status KEK Sorong, Bahlil Instruksikan Bangun Hilirisasi
Di sini diproyeksi mampu menghasilkan 600.000 ton tembaga per tahun. Selain itu, Smelter Manyar juga akan menghasilkan 50 ton emas dan 210 ton perak setahun.
Penutup, kata Hendi MIND ID juga mendorong hilirisasi komoditas minerba. Terutama aluminium dan nikel dengan mengembangkan bisnis baterai kendaraan listrik melalui PT Industri Baterai Indonesia (IBC).
"IBC sukses meluncurkan Battery Asset Management Services (BAMS) yang menjadi tanda pengembangan hilirisasi komoditas minerba khususnya aluminium dan nikel," tutupnya.