Kedua, kemudian masih pada Jumat 11 September sebelum jasad Latifah ditemukan pada pukul 12.59 esoknya, pembakal juga mendatangi kediaman istri mudanya ini. Hanya waktunya saja yang berbeda.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan dia sebagai saksi, pukul 10.00 datang pulang pukul 14.00. Selebihnya berada di gunung (kediamannya),” kata AKP Dani.
Ketiga, diketahui Latifah sudah tidak bernyawa berawal dari info seorang rekan korban, A, penjual jaring di pasar Barabai.
Seorang sahabat Latifah, yang enggan namanya dimediakan ini menyebutkan, si A ingin membayar utang jengkol sebesar Rp280 ribu.
Sejak Jumat, 11 September malam, si A mencoba menghubungi Latifah. Sebanyak 4 kali mencoba menelepon, tak kunjung dijawab oleh Latifah.
Lalu si A, cerita sahabat Latifah, memutuskan untuk mendatangi ke rumahnya langsung keesokan harinya atau Sabtu 12 September setelah berjualan di pasar sekitar pukul 12.59.
“Saat azan zuhur, si A ini mengetuk pintu rumah A. Tapi juga tak kunjung dibukakan pintu. Setelah dintip melalui celah jendela yang masih ditutup seng, Latifah tergeletak di dapur,” kata si sahabat yang berumur 27 tahun ini.
Lantas, melihat itu, si A meminta bantuan warga dan memanggil ketua RT setempat. Akhirnya, berhasil menerobos masuk lewat pintu belakang lantaran pintu depan terkunci dari dalam.
Keempat, saat jasad ditemukan di rumahnya sendiri, tepatnya di bagian dapur, darah berhamburan di atas karpet kecil. Di sana juga terdapat potongan rambut yang berserakan.
Sahabat dekat Latifah menceritakan, awal penemuan jasad Latifah, jauh sebelum polisi mengamankan TKP, ditemukan jejak kaki.
“Bentuk telapak kakinya kecil tapi panjang,” kata sang sahabat yang juga penjual jengkol.
Kelima, di tubuh Latifah banyak ditemui luka sobek. Mirip seperti habis di tebas-tebas dengan senjata tajam.
VIDEO: Mengintip Lokasi Penemuan Mayat Wanita Hamil Diduga Istri Pembakal HST
Baca terus fakta-fakta berikutnya dari misteri ini di halaman selanjutnya: