bakabar.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengungkapkan tahun 2022 belanja pemerintah pusat mencapai Rp2.274 triliun. Jumlah tersebut, mengalami kenaikan mencapai 13,6 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021.
“Nialinya terus mengalami kenaikan dari tahun 2018 yang nilai belanjanya Rp1.496,3 triliun, dinaikan menjadi Rp1.833 triliun tahun 2020 dan tahun 2021 mencapai Rp2.000,7 trilun,” ujarnya dalam Konferensi Realisasi APBN tahun 2022, Selasa (3/1).
Baca Juga: Menkeu: Pungutan Pajak dari Pasar Kripto Capai Ratusan Miliar
Kanaikan tersebut bertujuan untuk melindungi masyarakat dari mulai ancaman kesehatan melalui penyediaan alat-alat kesehatan. Kemudian dari ancaman kemerosotan kondisi sosial melalui berbagai bansos, dan juga dari sisi perlemahan ekonomi dari guncangan komoditas.
“Jadi ini adalah cerita mengenai apbn sebagai shock absorbers,” imbuhnya.
Selain itu, terjadi penurunan pada realisasi belanja barang untuk program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Pada tahun 2021, realisasi belanja barang untuk PC-PEN mencapai Rp529 triliun.
“Sedangkan untuk realisasi dari tahun 2022, mencapai 422,1 triliun ini menurun sebagai indikator yang baik, karena ini menggambarkan ancaman dari pandemi mulai menurun cukup tajam,” ungkapnya.
Baca Juga: Dampak Kenaikan Belanja Perpajakan 2021, Kemenkeu: Jaga Pertumbuhan Ekonomi
Jika dirinci lebih lanjut, selama tahun 2022 pemerintah telah menyalukan sebesar 152,6 triliun, untuk PC-PEN. Angka tersebut turun sebesar 20,3 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021 yang mencapai Rp268,7 triliun.
Penurunan tersebut menunjukan adanya penurunan tekanan pada APBN akibat penyaluran bantuan untuk penanganan dampak pandemi Covid-19.
“Ke depan kita tidak perlu mengeluarkan belanja telalu besar untuk peralatan penanganan dari mereka yang terkena Covid-19 atau vaksinasi kita sudah cukup memadai dan booster juga sudah kita lakukan,” tutupnya.