bakabar.com, JAKARTA - Penganut Syiah turut menggelar Salat Iduladha di Islamic Cultural Center (ICC) Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis pagi (29/6). Terpantau, tak kurang dari 1.000 jamaah memadati area tersebut.
Namun, ada beberapa hal yang menarik dari gerakan salat yang umumnya telah diketahui. Penganut Syiah yang biasa menyebut kelompok mereka sebagai 'Ahlul Bait' atau Pengikut Keluarga Nabi, menyematkan doa Qunut dalam prosesi salat Iduladha.
Baca Juga: Iduladha, Monentum Belajar Menghadapi Ujian Kehidupan dari Nabi Ibrahim
Doa Qunut tersebut dibacakan di setiap rakaatnya, setelah membaca Surat Al-Fatihah, dan surat pendek.
Doa itu dibacakan selama lima kali Qunut dengan jeda lima takbir pada raakat pertama, dan empat kali Qunut dengan jeda empat takbir pada rakaat kedua.
Qunut tersebut juga dibaca di setiap salat fardu atau lima waktu di setiap selesai membaca surat pendek.
Gerakan tersebut sangat berbeda dengan gerakan pada umumnya. Yang mendahulukan gerakan takbir selama tujuh kali dengan jeda tujuh takbir pada rakaat pertama, dan lima takbir dengan jeda lima takbir.
Baca Juga: Tak Ada Tradisi Khusus Ahmadiyah dalam Merayakan Iduladha
Di sela-sela takbir itu, umumnya diselingi dengan bacaan tasbih berupa 'Subhanallah, walhamdulillah, walaa ilaaha illallah wallahu akbar'. Namun, itu tidak terdengar dari mereka.
Selain itu, dalam gerakan salat, menyelesaikan terlebih dahulu bacaan seperti takbir hingga selesai, baru jemaah menggerakkan anggota tubuhnya.
Selanjutnya, jemaah Syiah juga melapisi dahinya dengan 'Turbah', tanah liat yang dibentuk sebagai alas sujud.
Menurut mereka, dahi harus tetap menempel dengan tanah. Makanya, barang untuk turbah itu harus dibuat dengan bahan yang tidak bisa dimakan, dan dipakai.
Baca Juga: Memotret Aktivitas Salat Iduladha Penganut Syiah di Jakarta
"Karena dahi harus menempel dari tanah. Yang catatannya, bukan untuk dipakai atau dimakan," ujar Humas ICC, Mujib saat ditemui bakabar.com, Kamis (29/6).
Iduladha kali ini, para jemaah memaknainya dengan 'mengorbankan kesenangan'. Dalam artian kesenangan yang 'tergadaikan'.
“Sebab masih banyak yang masih salah paham atau salah kaprah dengan Syiah, yang seringkali dicap sebagai 'sesat',” demikian mengutip isi ceramah.