bakabar.com, SUKOHARJO - Selalu ada cerita di balik pemotongan hewan kurban Iduladha. Seperti Aji Satria. Santri asal Jakarta Utara di Ponpes Modern Islam Assalam Sukoharjo, Jawa Tengah.
Remaja 16 tahun itu menjadi penjagal hewan kurban di pesantrennya. Ini adalah pengalaman kedua dia.
"Tadi malam sempat di-calling pak ustad. Dari teman-teman pengurus organisasi Pondok Assalam mau ada nyate bareng. Belum ada yang berani, terus saya mengajukan diri modal bismillah," ungkap Aji, Kamis (29/6) sore.
Baca Juga: Tips Menyimpan Daging Kurban, Dijamin Awet 3 Bulan!
Aji mengaku amatir. Ia masih tak banyak paham soal tata cara yang benar memotong hewan kurban.
Tapi ia punya semangat untuk belajar. Menyempatkan diri setelah Salat Subuh ngobrol dengan ustaznya di pesantren.
Obrolannya singkat. Tak lama. Hanya menyegarkan ingatan tata cara penyembelihan hewan kurban yang benar.
"Ya, cuma hafalin niat sama cara pemotongan yang benar gimana. Kan ada satu kali gesek, berkali-kalikan gak boleh. Pisaunya seperti apa, arah motong di mana, kepala dan kaki diarahkan ke mana," begitu katanya.
Waktu penyembelihan tiba. Sekadar memegang pisau saja, Aji masih grogi. Kata dia, belum sekuat yang berpengalaman.
"Tapi alhamdulilah sekali tarik langsung putus nadinya. Ini perasaannya campur aduk, senang iya, dredek iya," tandasnya.
Baca Juga: Nah Loh, Sapi Kurban Kabur dari Kandang di Banjarbaru
Wakil Direktur Bidang Pendidikan PPMI Assalaam, Edi Suprapto menjelaskan, ponpesnya memang melibatkan santri dalam pemotongan hewan kurban. Bahwa ini salah satu bentuk pendidikan karakter.
“Anak-anak ini kan calon pemimpin. Kami harus siapkan mereka bukan hanya jadi pemimpin yang pandai, namun juga taat pada Allah dan peduli dengan sesama," ucapnya.
Biar tahu saja. Ponpes Modern Islam Assalaam menyembelih 68 hewan kurban. 35 sapi dan 30 kambing.