Kontrak Farming

Menguji Ketahanan Pangan Kontrak Farming Ala Anies Baswedan

Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan mengungkapkan kontrak farming yang digagas calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan untuk menj

Featured-Image
Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan akhirnya tiba ke Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Selasa (5/12/2023). Bahaudin Qusairi

bakabar.com, JAKARTA - Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan mengungkapkan kontrak farming yang digagas calon presiden (capres) nomor urut 01 Anies Baswedan untuk menjawab tantangan ketahanan pangan belum sepenuhnya efektif.

Pasalnya, konsep ini direncanakan untuk memberikan kepastian harga dan pasokan di pasar. Sedangkan menurutnya harga di pasar bersifat fluktuatif. Tidak ada yang pasti.

"Tidak cukup cuma pasar. Misalnya ketersediaan pasar itu kan enggak selalu menjamin bahwa harganya sesuai dengan petani," katanya kepada bakabar.com di Jakarta, Senin (22/1).

Baca Juga: CSIS: Gibran Sok Tahu soal Greenflation

Baca Juga: INDEF: Debat Cawapres Terlalu Banyak Perang Definisi

Kemudian, Deni juga mencatat bahwa program kontrak farming seharusnya tidak hanya fokus pada jaminan pasar. Karena itu tidak cukup.

Dia menyoroti ada masalah lain yang harus diselesaikan. Dalam hal ini terkait manajemen pengolahan lahan dan pertanian. Serta ketersediaan pupuk dan bibit.

"(Pasar) itu satu hal, manajemen pengolahan lahan dan pertanian itu hal lain, pupuk bibit itu semuanya harus," terang dia kepada bakabar.com.

Baca Juga: Debat Cawapres Terlalu Banyak Gimik, CSIS: Jauh dari Gagasan!

Belum lagi, tambah dia, permasalahan pasar juga bisa diselesaikan tanpa harus dengan kontrak farming. Sepanjang distribusi bisa berjalan dengan sebenarnya.

Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan
Peneliti Senior Departemen Ekonomi CSIS, Deni Friawan. Foto: bakabar.com/Ayyubi

Sementara pada saat menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies mengusung hal itu untuk menjaga kestabilan harga pasar. Dengan membuat perjanjian antara pemerintah daerah dengan para petani lokal.

Namun yang kini jadi pertanyaan. Apakah bisa hal itu dilakukan merata di Indonesia? Deni menjawab tidak.

Baca Juga: CSIS Kritik Gibran: Program B35-B40 Berpotensi Merusak Lingkungan!

Karena secara nasional, dalam menyelesaikan persoalan ketahanan pangan tidak cukup hanya dengan memberikan kepastian harga di pasar.

"Kepastian harganya ada memang tapi apakah di itu bisa di jalankan se-Indonesia? saya kurang tahu, tapi tadi sekali lagi saya bilang bahwa pasar itu hanya satu hal," tandasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner