debat cawapres

CSIS: Gibran Sok Tahu soal Greenflation

Peneliti Departemen Ekonomi, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Dandy Rafritandi menyoroti pertanyaan calon wakil presiden Gibran Rakabuming

Featured-Image
calon wakil presiden nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka. Foto: apahabar.com/Ayyubi

bakabar.com, JAKARTA - Peneliti Departemen Ekonomi, Center for Strategic and International Studies (CSIS) Dandy Rafritandi menyoroti pertanyaan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Gibran Rakabuming Raka kepada cawapres nomor urut 03 Mahfud MD soal inflasi hijau atau greenflation.

Dandy menyayangkan istilah itu dilontarkan oleh seorang yang tidak mengerti seperti Gibran. Namun, tetap memaksakan diri untuk menanyakan hal yang tidak dimengerti.

"Dalam debat kemarin ada istilah greenfaltion. Sayangnya yang bertanya sebenarnya gak ngerti-ngerti amat tentang greenflation. Karena yang dibahas tentang demo di Prancis," ujar Dandy dalam CSIS media briefing di Jakarta Senin, (22/1).

Baca Juga: Debat Cawapres Terlalu Banyak Gimik, CSIS: Jauh dari Gagasan!

Dandy menjelaskan greenflation atau inflasi hijau berkaitan dengan kenaikan harga-harga barang yang disebabkan oleh energi baru terbarukan (EBT).

Hal itu menurutnya memang perlu dibahas mengingat saat ini pemerintah ingin beralih ke EBT.

"Misalnya transisi ke barang-barang yang lebih ramah energi atau lingkungan yang memang inherently (secara inheren), memiliki harga yang lebih tinggi. Jadi konsekuensi yang tidak diinginkan itulah yang namanya greenflation," kata dia.

Baca Juga: Bukan Anti-Nikel, Cak Imin Tak Mau Gegabah Merusak Lingkungan

Meski begitu, kata Dandy, greenflation tidak selalu terjadi. Sebab, dari beberapa referensi yang diketahuinya, transisi energi justru bisa menyebabkan deflasi atau penurunan harga.

Tapi hal itu tergantung daripada ekspektasi rumah tangga, konsumen, kebijakan pemerintah. Sebab, ia menilai pemerintah memiliki salah satu kebijakan fiskal seperti pajak dan subsidi.

Center for Strategic and International Studies (CSIS) Dandy Rafritandi mengatakan debat Cawapres kemarin (21/1) terlalu didominasi oleh gimik, jauh dari gagasan.

Center for Strategic and International Studies (CSIS) menggelar media briefing merespons pasca debat cawapres, Minggu (21/1). Foto: bakabar.com/Ayyubi

Baca Juga: Salah Kaprah Gibran Mau Cabut Izin Tambang Ilegal

Dandy pun membeberkan pemerintah harus menerapkan tarif impor yang lebih murah untuk barang-barang yang ramah lingkungan. Agar Indonesia bisa mencegah atau meredam terjadinya greenflation ini.

"Kalau pemerintah ingin mendorong ke arah transisi energi yang lebih ramah lingkungan dengan cara subsidi, membuat barang lebih murah atau keringanan pajak. Itu yang terjadi harga jadi bisa bersaing dan lebih murah," jelas dia.

Kendati demikian, dia menilai selama ini Indonesia malah mengenakan tarif impor yang tinggi untuk barang-barang tersebut. Dia mencontohkan seperti mobil hybrid. Padahal mobil tersebut dibuat untuk mendukung ke arah transisi hijau.

Baca Juga: Mahfud Sebut Istilah Greenflation Gibran Receh dan Hanya Gimik

Tapi pemerintah menetapkan pajak double untuk mobil hybrid di Indonesia. Sehingga membuat harganya menjadi mahal. Kebijakan seperti itu menurutnya menyebabkan terjadinya inflasi yang disebakan tekanan harga mahal.

Karena itu, pemerintah selanjutnya harus dapat memberikan fasilitas berupa tarif impor lebih murah untuk barang-barang atau teknologi yang penting untuk energi terbarukan.

"Jadi barang-barang untuk industri energi kita itu dibuat semakin murah, karena statistik menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki tarif impor yang sangat tinggi untuk barang-barang tersebut," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner