bakabar.com, JAKARTA - Center for Strategic and International Studies (CSIS) menganggap Debat Cawapres pada Minggu (21/1) kemarin terlalu didominasi oleh gimik. Hal itu yang membuat semakin menjauhkan dari adu gagasan dan tak mencerminkan keseriusan.
Peneliti Departemen Ekonomi CSIS, Dandy Rafritandi menilai antara konten atau tema debat dan strategi tidak relevan. Keluar istilah yang krusial dalam lingkungan hidup, sepeti halnya etika lingkungkan. Namun tidak bisa dieksplorasi lebih dalam ke strategi perdebatan.
"Jadi konten itu berdiri sendiri, substansinya berdiri sendiri," katanya dalam media briefing di Jakarta, Senin (22/1).
Baca Juga: Mahfud-Muhaimin Kompak Ingin Bentuk Badan Khusus Reforma Agraria
Dia menilai, strategi yang dilakukan oleh para cawapres hanya agar ketiga cawapres itu terlihat canggih dan bisa menarik kelompok tertentu.
Lalu, ada unsur entertaiment. Sehingga publik bisa merasa bahwa debat cawapres semalam berjalan tampak menarik. Kemudian strategi yang dilayangkan cenderung ingin menjatuhkan lawan debat.
"Jadi strategi itu yang saya lihat. Yang kedua sama konten gak nyambung," ujarnya.
Baca Juga: Mahfud Sebut Istilah Greenflation Gibran Receh dan Hanya Gimik
Karena itu, dia menyatakan pihaknya sangat menyayangkan. Pasalnya isu-isu lingkungan yang sedang hangat di tengah masyarakat tidak banyak terjawab. Kondisi tersebut yang menyebabkan konten yang menjadi kata kunci dalam pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan hidup tidak terbahas.
"Isu-isu yang rill seperti polusi udara lalu bagaimana pengelolaan sumber daya air tidak keluar. Padahal kita tahu krisis air cukup signifikan kita rasakan," pungkasnya.