Tradisi Jamasan Pusaka

Mengintip Tradisi Jamasan Pusaka 1 Sura di Menoreh Magelang

Sejumlah masyarakat melakukan prosesi Jamasan Pusaka 1957. Lokasinya di Sinar Hill, Villa Borobudur Resort, Perbukitan Menoreh.

Featured-Image
Prosesi jamasan keris oleh Dedi Supraba (Apahabar.com/Arimbihp)

bakabar.com, MAGELANG - Sejumlah masyarakat melakukan prosesi Jamasan Pusaka 1957. Lokasinya di Sinar Hill, Villa Borobudur Resort, Perbukitan Menoreh.

Kegiatan itu digelar dalam rangka memperingati 1 Muharram. Atau yang lebih dikenal dengan 1 Sura.

"Jamasan artinya membersihkan, pusaka bisa berupa keris, tombak atau cundrik (keris pendek) dengan berbagai jenis dan usia," kata pecinta Tosan Aji, Dedi Supraba, Kamis (20/7) siang.

Baca Juga: Malam Satu Suro, Mengapa Terkesan Mistis?

Kata Dedi, tahap awal pembersihan dilakukan dengan merendam pusaka menggunakan cairan air kelapa. Kemudian diberi jeruk nipis.

"Kalau karat atau kotorannya banyak, bisa direndam dulu beberapa waktu (tidak bisa ditentukan), hingga kotoran atau karatnya mengelupas," ujarnya.

Pada tahapan ini, jeruk nipis digunakan untuk menghilangkan karat-karat pada keris. Caranya dengan digosok.

"Untuk hasil maksimal, digunakan sabun cuci cream, campuran air kelapa dan abu gosok," kata dia.

Setelah digosok, dilakukan pemutihan pusaka. Menggunakan abu dan jeruk nipis.

"Setelah itu, keris atau pusaka didiamkan beberapa saat, agar kotorannya benar-benar luntur," ujarnya.

Baca Juga: Meriah, Karnaval Grebeg Suro dan Bhakti Alam Gunung Tidar 2023

Tahap ketiga, pusaka yang sudah bersih, dimasukkan ke dalam warangan. Yakni air dicampur arsenik berawarna hitam pekat.

"Air berbau menyengat ini nantinya berguna untuk memunculkan motif pada keris," kata Dedi.

Proses ini tak lama. Hanya sekitar 15-20 menit. Motif keris sudah bisa terlihat.

"Terakhir, keris diangkat lalu dicelup ke air biasa lagi dan dibersihkan dengan sabun. Setelah itu bilas pakai air dan keringkan dengan handuk," kata Dedi.

Prosesi arak-arakan jamasan pusaka (Apahabar.com/Arimbihp)
Prosesi arak-arakan jamasan pusaka (Apahabar.com/Arimbihp)

Dedi mengungkapkan, membersihkan keris sebaiknya dilakukan secara berkala. Sebelum kotorannya menumpuk.

"Tapi juga jangan terlalu sering, tidak harus saat 1 Sura, tetapi jika dilakukan di 1 Sura, punya makna untuk menyambut tahun baru dengan 'bersih-bersih'," paparnya.

Sementara itu, Direktur Villa Borobudur Resort, Yanazil Laelatuka Saedah memberi tanggapannya. Kata dia, mereka memfasilitasi Jamasan Pusaka sebagai bentuk dukungan terhadap budaya Jawa di Magelang.

Baca Juga: Mura Aristina, Pemandu Wisata Legendaris Candi Borobudur

"Kami juga melibatkan sejumlah pemangku adat dan masyarakat setempat, harapannya agenda ini bisa berkelanjutan agar tradisi ini bisa terus lestari," tuturnya.

Saat mengikuti Jamasan Pusaka, pengunjung tak hanya melihat proses pembersihan keris dan tradisi Suro. Tapi juga melihat pemandangan Gunung Sumbing dari perbukitan Menoreh.

"Ini memang jadi andalan Villa Borobudur Resort, dari Sinar Hills, pengunjung bisa melihat pemandangan gunung dan Candi Borobudur saat sunrise dan sunset," pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner