Tahun Baru 2023

Mengintip Sejarah Istana Bogor, Destinasi Andalan Tahun Baru Presiden Jokowi 

Presiden Joko Widodo memilih Istana Bogor, Jawa Barat sebagai destinasi malam perayaan Tahun Baru 2023.

Featured-Image
Istana Bogor yang menjadi lokasi Prseiden Jokowi merayakan tahun baru. Foto: Dok. Tempo.

bakabar.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memilih Istana Bogor, Jawa Barat sebagai destinasi malam perayaan Tahun Baru 2023.

"Enggak ada, (tahun baruan) di Bogor," kata Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, baru tadi. 

Serupa, Jokowi juga menghabiskan waktunya saat malam perayaan tahun baru tahun lalu di Istana Bogor. Ia mengisi awal Tahun 2022 dengan bermain bersama cucu-cucunya, yaitu Jan Ethes dan Sedah Mirah.       

Sekalipun pandemi Covid-19 telah mereda, Jokowi hanya tertawa saat ditanya apakah ada kegiatan khusus pada malam tahun baru nanti. "Enggak, tidur," jelas mantan gubernur DKI Jakarta itu.   

Lantas, Bagaimana Sejarah Istana Bogor?

Dibangun di ketinggian 290 meter di atas permukaan laut, istana ini dibangun pada tahun 1970-an oleh seorang Gubernur Jenderal van Imhoff. 

Pembangunan istana di Kota Hujan, sebutan Bogor ini, bermula dari orang-orang Belanda yang merasa Batavia (nama lama Jakarta) sudah perlu panas.

Berhasrat mencari tempat yang lebih sejuk, mereka mendapati sebuah tanah berkultur datar di Jalan H Juanda, Bogor Tengah yang berjarak sekira 60 kilometer dari Jakarta.

Gubernur Jenderal van Imhoff (1745-1750) memerintahkan pembangunan atas tempat pilihannya itu sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg (artinya 'bebas masalah/kesulitan).

Dia sendiri yang membuat sketsa bangunannya dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris.

Penamaan Buitenzorg itu termasuk wilayah perkampungan di sekitarnya, yang kini dikenal sebagai  kota Bogor. Gubernur Jenderal Belanda yang satu ini tercatat sebagai orang yang amat rajin membangun gedung tersebut walaupun hingga masa dinasnya berakhir, bangunannya masih jauh dari selesai. Ia diganti oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1750-1761).

Kebun Raya Bogor

Kebun Raya didirikan oleh seorang guru besar bernama C.G.C. Reinwardt, yang pada saat itu menjabat Direktur Urusan Pertanian, Kerajinan dan Ilmu-Ilmu di Hindia Belanda. Namun, musibah datang kembali; pada tanggal 10 Oktober 1834 gempa bumi mengguncang Istana tersebut sehingga rusak berat.

Berbagai upaya penyelesaian dan penyempurnaan atas Istana terus dilakukan. Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama yang terkena gempa, dirubuhkan dan dibangun kembali menjadi bangunan baru satu tingkat dengan mengambil arsitektur Eropa Abad IX.

Selain itu, dibangun pula dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu  berbentuk lengkung.

Pada akhir Perang Dunia II, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan Jepang bertekuk lutut kepada tentara Sekutu. Sekitar 200 pemuda Indonesia yang tergabung dalam Barisan Keamanan Rakyat (BKR) menduduki Istana Buitenzorg seraya mengibarkan Sang Saka Merah Putih.

Sayangnya, tentara Ghurka datang menyerbu. Para pemuda dipaksa keluar dari istana. Buitenzorg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah Republik Indonesia pada akhir 1949.

Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai dipakai oleh pemerintah Indonesia pada bulan Januari 1950. Sedikit demi sedikit istana ini mengalami perubahan hingga tampilannya seperti sekarang.

Editor


Komentar
Banner
Banner