'Kecelakaan Kereta Api

Kecelakaan Kereta Api Turangga: Ini Arti Nama dan Sejarahnya

Kereta Api Turangga mengalami insiden maut dengan Kereta Lokal Bandung Raya pada Jumat (5/1). Kereta ini sudah beroperasi sejak 1995.

Featured-Image
Sejarah Kerata Api Turangga yang Mengalami Kecelakaan Maut. Foto: Wikipedia

bakabar.com, JAKARTA - Kereta Api Turangga mengalami kecelakaan maut dengan Kereta Lokal Bandung Raya pada Jumat (5/1). Kereta ini sudah beroperasi sejak 1995.

Insiden kecelakaan maut dialami Kereta Api Turangga (KA Plb 65A) tujuan Bandung dengan Kereta Lokal Bandung Raya (Commuter Line Bandung) KA 350, di wilayah Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada pukul 06:03 WIB.

Kecelakaan naas tersebut merenggut empat korban meninggal, yaitu masinis, asisten masinis dan pegawai kereta. Serta mengakibatkan puluhan orang mengalami luka-luka.

Berikut sejarah dan asal usul dari KA Turangga, dikumpulkan dari berbagai sumber:

Arti Nama dan Sejarah KA Turangga

Sejarah dan Rute Perjalanan Kereta Api Turangga. Foto: Kereta Api Indonesia
Sejarah dan Rute Perjalanan Kereta Api Turangga. Foto: Kereta Api Indonesia

Turangga memiliki dua arti. Pertama adalah kuda. Dan artinya yang lain adalah warna pucat kekuning-kuningan atau kelabu. Tapi, arti nama Turangga dalam kereta ini diambil dari nama hewan kuda tunggangan para bangsawan Jawa pada dahulu kala.

Turangga diharapkan dapat berlari dan memiliki tenaga sekuat dan layaknya kuda. Seperti yang kita tahu, kereta kuda biasa dipakai untuk mengangkut penumpang atau barang di dalamnya.

Kereta Api Turangga mulai beroperasi pada 1 September 1995 melayani rute Surabaya - Bandung. KA ini menghadirkan layanan kelas bisnis plus dan eksekutif.

Tapi sejak 11 Oktober 1999, KA Turangga hanya melayani kelas eksekutif dengan rangkaian kereta baru dari INKA pada tahun tersebut.

Dari data Grafik Perjalanan Kereta Api Pada Jaringan Jalur Kereta Api Nasional di Jawa tahun 2023, KA Turangga tercatat menempuh jarak Surabaya-Bandung sejauh 696 km dalam waktu sekitar 10 jam 17 menit.

Adapun sepurnya memiliki lebar 1,067 mm, dengan kecepatan operasional 70-120 km/jam.

Kereta ini juga memiliki waktu keberangkatan dari Stasiun Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, serta melewati Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, Surakarta, Stasiun Solo Balapan, Daerah Istimewa Yogyakarta, Purworejo, Kebumen, Cilacap, Banjar, Ciamis, Tasikmalaya, Garut, Cipeundeuy, dan berakhir di Stasiun Bandung.

Pernah Mengalami Insiden Kecelakaan Sebelumnya

Pada 30 Maret 2023, sebuah truk gandeng muatan pakan ternak hancur menabrak kereta api (KA) Turangga di perlintasan Desa Jatipelem, Diwek, Jombang.

Syukurnya, insiden tersebut tidak memakan korban jiwa. Tapi menyebabkan kabin dan bak depan truk nopol S 9007 UW hancur. Muatannya berserakan di pinggir jalur kereta.

Saat itu, KA Turangga dengan nomor lokomotif CC 2061399 dan Masinis Miftahul Huda melaju kencang dari barat ke timur. Di sisi lain, sebuah truk terlihat berada di jalur kereta api, dan dengan bergegas keluar untuk menyelamatkan diri.

Hingga akhirnya kabin dan bak depan truk tertabrak oleh KA Turangga. Menyebabkan kabin truk hancur dan terlempar sekitar 100 meter dari perlintasan Jatipelem. Bahkan membuat muatan pakan ternah berhamburan di lokasi tersebut.

Editor


Komentar
Banner
Banner