bakabar.com, JAKARTA - Setiap 4 November, umat Hindu merayakan Hari Deepavali atau Diwali. Perayaan yang juga disebut “Festival Cahaya” ini merupakan lambang kemenangan atas keburukan, kebaikan atas kejahatan, dan harapan atas keputusasaan.
Melansir History, seorang profesor antropologi, filsafat, dan agama di University of North Texas, Pankaj Jain, mengatakan perayaan Diwali sejatinya tak terlepas dari kepercayaan berlandaskan teks keagamaan.
Adapun teks keagamaan yang dimaksud adalah kisah Ramayana dalam agama Hindu. Alkisah, hiduplah seorang raja bernama Rama. Suatu ketika, Sita – istri dari sang titisan dewa Wisnu – itu diculik oleh Rahwana.
Rama lantas membangun pasukan kera untuk menyelamatkannya. Monyet-monyet tersebut diperintahkan membangun jembatan dari Ayodhya ke persembunyian Rahwana.
Singkat cerita, Rama berhasil mengalahkan Rahwana. Ketika dia bersama sang istri kembali ke Ayodhya, penduduk setempat pun menyambutnya dengan menyalakan lampu diyas. Hari kembalinya Dewa Rama ke Ayodhya inilah yang diperingati sebagai Deepavali.
Tradisi Perayaan Deepavali
Hari Deepavali biasanya dirayakan dengan cara berbeda, tergantung wilayah dan tradisi. Namun, di kalangan umat Hindu, kebiasaan yang paling umum adalah menyalakan diyas, menghiasi rumah dengan karangan bunga serta desain rangoli.
Untuk diketahui, diyas sendiri merupakan lampu gerabah kecil yang diisi minyak. Lampu ini dinyalakan pada malam bulan baru, dengan tujuan untuk mengundang kehadiran Lakhsmi – dewi kekayaan.
Selain itu, umat Hindu juga bakal melakukan sejumlah ritual Puja, salah satunya ialah Lakhsmi Puja. Pada ritual ini, mereka berdoa meminta kesejahteraan, kesehatan, dan kemakmuran.
Dirayakan 5 Hari Berturut-turut
Hari Deepavali, ternyata, bukan cuma dirayakan barang sehari, melainkan lima hari berturut - turut. Perayaan di setiap harinya pun memiliki makna dan tradisi yang berbeda.
Hari pertama disebut sebagai Vasu Daras yang diperuntukkan bagi sapi – hewan yang dianggap suci oleh umat Hindu. Hari kedua disebut Dhan Teras, di mana memperingati munculnya Dewa Dhanvantari dari samudera.
Pada hari kedua, umat Hindu percaya kalau membeli barang berharga, seperti emas dan perak, akan membawa keberuntungan sepanjang tahun. Adapun hari ketiga disebut Naraka Chaturdashi.
Hari ketiga itulah yang merupakan puncak dari perayaan Deepavali. Pada hari ini, diisi dengan pembuatan Rangoli,serta dekorasi dari beras dan tepung yang diwarnai dengan rempah.
Sementara, Lakshmi Puja baru dirayakan pada hari keempat. Hari ini diisi pemujaan kepada sang dewi pembawa kesejahteraan, juga kepada dewa Ganesha, sang pembawa keberuntungan.
Adapun hari terakhir Deepavali disebut Bali Pratipada. Hari ini merupakan peringatan saat Dewa Krisna mengangkat Bukit Govadhana dan menyelamatkan rakyat serta sapi dari bencana banjir.
Demikianlah sekilas pembahasan mengenai Hari Deepavali yang dirayakan umat Hindu, terutama yang berada di India, setiap 4 November. Selamat Hari Diwali!