bakabar.com, JAKARTA – Pernahkah Anda bertemu dengan seseorang yang suka melimpahkan kesalahannya pada orang lain? Bila demikian, boleh jadi itu pertanda bahwa orang tersebut memiliki kepribadian deflection.
Deflection adalah upaya pertahanan seseorang dengan cara mengalihkan kritik, kesalahan, serta fokus kepada orang lain. Sederhananya, kepribadian ini gemar memutarbalikkan fakta karena enggan disalahkan atas sesuatu.
Orang dengan kepribadian deflection umumnya sadar kalau dirinya bersalah. Tetapi, demi melindungi citra baiknya, dia pun berusaha untuk mempertahankan diri dengan cara yang keliru.
Padahal, alih-alih menjaga imej positif, kebiasaan melempar kesalahan pada orang lain malah membuat reputasi rusak.
Orang dengan kepribadian deflection cenderung disematkan dengan predikat egois lagi tak bertanggung jawab.
Kepercayaan orang lain terhadap si pemilik kepribadian deflection pun menurun. Alhasil, dia berpotensi dijauhi teman-temannya, yang lantas juga akan berimbas pada kesehatan mental diri sendiri.
Better Help menyebut seseorang dengan kepribadian deflection bisa menjadi stres karena rasa khawatir jika akan membuat kesalahan serupa lagi. Selain itu, mereka juga berisiko mengalami kesepian dan timbulnya kecemasan.
Mengingat banyaknya dampak negatif, tentu deflection bukan kepribadian yang baik. Meski begitu, bukan berarti kebiasaan melimpahkan kesalahan pada orang lain ini sama sekali tak bisa dihindari.
Salah satu cara untuk menghindari kebiasaan itu, ialah dengan mengubah pola pikir. Cobalah ubah pola pikir: dari yang semula menganggap kesalahan sebagai ‘perusak’ citra diri, menjadi sesuatu yang wajar bagi manusia.
Kalau cara itu tidak kunjung berhasil, maka tak ada salahnya untuk meminta bantuan pada ahli. Cobalah lakukan terapi dengan bantuan profesional, sebab mereka nantinya akan mendukung dan membantu Anda untuk lepas dari kepribadian deflection dengan cara yang tepat.
