Wisata Edukasi

Menengok Produksi Gula Kelapa Khas Borobudur di Magelang

Candi Borobudur dan sekitarnya selalu memiliki daya tarik. Salah satunya wisata khas produksi gula kelapa.

Featured-Image
Agus saat menjelaskan proses pembuatan gula kelapa kepada turis mancanegara (Apahabar.com/Arimbihp).

bakabar.com, MAGELANG - Candi Borobudur dan sekitarnya selalu memiliki daya tarik. Salah satunya wisata khas produksi gula kelapa.

Alternatif wisata berada di Gubuk Kopi. Terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Andalannya adalah wisata edukasi pembuatan gula kelapa.

"Kami ada produk kopi. Tapi yang menjadi signature andalan memang wisata belajar membuat gula kelapa sendiri langsung dari dapurnya," kata pemilik Gubuk Kopi, Agus Prayitno, Kamis (20/7).

Baca Juga: Wisata Seru di Magelang, Petik Strawberry Langsung di Lereng Merbabu

Wisata edukasi besutan Agus itu dibuka sejak 2017. Dalam pengelolaannya dibantu keluarga serta masyarakat Karangrejo.

Awalnya, Agus membagikan ilmu membuat gula kelapa karena ingin melestarikan profesi. Yang mana sudah diwariskan oleh keluarganya sejak lama.

"Desa Karangrejo memang terkenal sebagai pembuat gula kelapa bahkan sejak abad ke VII, ayah dan kakek saya dulu juga," ujarnya.

Namun, seiring berkembangnya zaman, profesi perajin gula kelapa mulai ditinggalkan masyarakat. Karena dinilai rumit dan hasilnya sangat sedikit.

Baca Juga: Mencicipi Nasi Lesah, Kuliner Langka yang Hanya Ada di Magelang

"Satu pohon kelapa hanya bisa menghasilkan satu liter. Dalam sehari ada sepuluh pohon yang harus dipanjat. Kemudian diproses, baru bisa dijual dengan harga Rp30.000 per kilo di pasar," kata dia.

Karena itulah Agus mendirikan wisata edukasi membuat gula kelapa itu. Agar dirinya bersama masyarakat setempat bisa memproduksi, profesinya lestari dan hasilnya cukup untuk hidup sehari-hari.

"Jadi kami bisa berbagi ilmu. Dan produk gula kelapa juga bisa dibeli dengan harga layak. Generasi muda yang meneruskan profesi ini juga masih ada," ungkapnya.

Tak Menarik Biaya

Untuk wisata edukasi ini, Agus tak menarik biaya maupun minimal pembelian.  Siapapun bebas belajar.

"Biasanya wisatawan tertarik dan membeli gula kelapa sebagai buah tangan. Harganya Rp20.000 per 300 gram. Sudah dikemas cantik dengan tas jinjing anyaman," jelasnya.

Di Gubung Kopi milik Agus, pengunjung bisa melihat langsung manggar. Atau bunga kelapa yang sarinya diambil untuk bahan gula.

Pengunjung juga bisa mengaduk air nira yang masih bening maupun sudah kecoklatan. Termasuk menuangkannya di batok kelapa.

"Jika produksi biasa, memakan waktu hingga tiga jam. Tetapi kalau untuk wisata, hanya kami contohkan masing-masing prosesnya," tutur dia.

Tanpa Pengawet dan Pewarna

Keistimewaan lain dari produk Agus, ia tak pernah menggunakan bahan pengawet. Apalagi pewarna untuk gula kelapanya. Semuanya alami.

"Semua asli, murni, bahkan untuk pengeringan kami hanya mengandalkan sinar matahari saja. Tidak dibantu alat lain," imbuhnya.

Kata dia, pengunjung yang mampir ke tempatnya kebanyakan justru wisatawan asing. Seperti Inggris, Belanda dan Jerman.

Baca Juga: Hotel Montagne, Saksi Sejarah Perjuangan Pemuda Magelang

"Karena rempah dan olahan alami jarang ditemukan di negaranya. Jadi mereka ke sini jauh-jauh khusus untuk melihat, bahkan terkadang diborong hasilnya," ceritanya.

Namun, Agus membatasan pembelian produk gula kelapa yang ia produksi. Kata dia, biar stok tersedia untuk pengunjung lainnya.

"Yang penting tidak dihabiskan, kecuali kalau rombongan memang agak sulit. Karena dikhawatirkan pengunjung sesi setelahnya tidak kebagian," katanya.

Wisatawan Belanda Teringat Masa Kecil

Dua pengunjung Agus adalah Johan dan Jessie. Mereka dari Belanda. Keduanya mengaku tertarik dan kagum pada proses pembuatan gula kelapa.

"Semasa kecil di Belanda, saya pernah diasuh oleh orang Semarang. Gula kelapa ini mengingatkan saya padanya, khas dan unik," ungkap Johan.

Selama di Indonesia, Johan dan Jessie sudah mengunjungi beberapa tempat produksi makanan unik. Mereka begitu antusias.

Baca Juga: Mencicip Mangut Beong, Kuliner Khas Magelang Dekat Candi Borobudur

"Sudah lihat proses pembuatan rengginang, kopi luwak, wedang rempah, hari ini gula kelapa," sebut Johan.

Sebelum pulang, Johan dan pasangannya itu ingin membeli sepuluh kantong gula kelapa. Katanya, untuk dijadikan persediaan di rumah.

"Akan saya gunakan untuk campuran teh dan kopi. Karena rasanya unik dan manisnya khas," pungkasnya. 

Editor


Komentar
Banner
Banner