bakabar.com, KAHAYAN HILIR - Demi menambah penghasilan, seorang guru SD di Desa Bawan, Kecamatan Banama Tingang, Pulang Pisau, bernama Konlekron (54), mencoba peruntungan dengan mencari butiran-butiran emas dari limbah pasir zirkon.
Pasir zirkon atau dikenal dengan pasir puya ileh masyarakat sekitar, sedianya adalah limbah dari sisa pendulangan emas tradisional, yang pada umumnya juga pasir zirkon ini bisa dijadikan sebagai bahan baku pembuatan anti panas, anti gores, pelabur keramik, pelapis accu dan lain-lain.
Namun siapa sangka dari pasir sisa penambang yang berwarna kehitaman ini, ternyata masih menyimpan sisa-sisa butiran emas yang tidak sempat tersaring oleh para penambang.
Dengan menggunakan peralatan yang terbilang cukup sederhana, seperti mesin pompa air, pipa paralon, terpal dan papan kayu yang dibentuk seperti seluncuran, Konlekron merakit alat ini di depan rumahnya sebagai alat untuk mencari sisa-sisa emas.
Menurut Konlekron, dalam 5 karung pasir zirkon atau pasir puya yang di olahnya menggunakan alat sederhana ini, ia bisa mendapatkan 0,8 gram emas hanya dalam waktu 3 jam.
"Saya melakukan ini sebagai usaha sambilan, apalagi saat ini harga emas sedang naik, dalam 1 gram emas bisa mencapai Rp800 ribu" paparnya, Selasa (21/2).
Konlekron juga menjelaskan, usaha sampingan mencari emas dari limbah pasir zirkon atau pasir puya ini didapatkannya secar otodidak dan coba-coba. Sebab, selama ini pasir zirkon atau pasir puya dari para penambang tradisional di Desa Bawan, kerap dijual ke luar darah.
"Saya mendapatkan ide kreatif ini karena memang tidak mempunyai keahlian dalam menambang emas di lokasi. Jadi ya coba-coba membuat alat ini, dan ternyata ada hasilnya," tandasnya.