bakabar.com, JAKARTA - Mata juling (Strabismus) sering dianggap penyakit yang tidak bisa mendapatkan penanganan. Namun, bila melakukan penanganan yang tepat dapat mencegah risiko yang lebih parah.
Mata juling adalah suatu posisi kedua mata tidak sejajar dan keduanya bergerak ke arah yang berbeda, yang mana seharusnya keduanya menjadi pusat perhatian pada mata.
Manusia mempunyai 6 otot di masing-masing mata yang diatur untuk bekerja dengan seiring dan seirama, guna menghasilkan penglihatan yang baik.
Namun, berbeda dengan mata juling, mereka yanh memiliki penyakit ini tidak mampu untuk memandang dengan jelas dan mengganggu penglihatan.
Baca Juga: Spider Eyelash, Tren Bulu Mata Tebal Panjang dan Cantik
Hal ini disebabkan oleh gangguan kontrol otak atau otot mata sehingga membuatnya tidak sejajar. Serta berasal dari bawaan lahir atau faktor penyakit lainnya.
"Penyebab mata juling juga bisa dari penyakit lainnya seperti tiroid, diabetes, trauma atau kecelakaan dan lainnya," ujar Dr. Gusti G. Suardana, SpM(K), Dokter Subspesialis Konsultan Strabismus JEC Eye Hospitals & Clinics, pada Media Session Bakti Mata Juling 2023, di Jakarta Pusat, Sabtu (14/10).
Diketahui prebalensi mata juling secara global diperkirakan mencapai 1,93 persen, atau lebih dari 148 juta individu.
Tak hanya memberikan ketidaknyamanan secara psikologis, strabismus berpotensi memicu gangguan penglihatan lainnya seperti mata malas (ambliopia), yang mengganggu fungsi penglihatan dengan tingkat risiko 50-73 persen.
Baca Juga: Hari Penglihatan Sedunia, Kampanyekan Kesehatan Mata lewat Sosmed
Ambliopia atau mata malas merupakan kondisi penurunan penglihatan pada salah satu mata akibat gangguan perkembangan fungsi penglihatan pada masa pertumbuhan.
DR. dr. Feti Karfiati Memed, SpM(K), MKes, Ketua Indonesian Pediatric Ophthalmology and Strabismus Society (INAPOSS), menyebutkan bahwa masih banyak mitos yang terjadi di masyarakat mengenai mata juling yang tidak boleh dioperasi.
"Itu hanyalah mitos semata, mata juling bisa ditangani seperti operasi, agar mendapatkan penglihatan yang lebih baik dan sehat," tegasnya.
Baca Juga: Siren Eyes, Tren Riasan Mata yang Berikan Kesan Misterius
Namun tidak semua kasus strabismus dapat dilakukan tindak operasi, beberapa screening dilakukan untuk mengetahui seberapa parah hal tersebut dan untuk kemudian dapat ditindak lanjuti.
Dalam memperingati Hari Penglihatan Sedunia yang jatuh pada 12 Oktober silam, Jakarta Eye Center (JEC) turut berpartisipasi dalam tema yang digaungkan 'Love Your Eyes at Work' dengan melakukan tindakan operasi gratis.
"Kami berharap mampu mendukung pasien strabismus untuk mencapai produktivitas yang optimal dalam bekerja dan aktivitas lainnya, serta menjauhkan dari risiko lainnya," kata Dr. Referano Agustiawan, SpM(K), Direktur Utama RS Mata JEC Menteng.