bakabar.com, JAKARTA - Ternyata pasien hipertensi tetap bisa menikmati kehangatan secangkir kopi setiap hari. Syaratnya, nikmati tanpa gula.
Hal tersebut disampaikan oleh Dokter spesialis jantung di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dr Bambang Widyantoro, SpJP(K), PhD. Bambang membolehkan pasien hipertensi meminum kopi setiap hari asalkan tanpa gula.
Menurut Bambang, kopi tak menyebabkan seseorang terkena hipertensi. Namun dia menyarankan orang-orang yang sensitif terhadap kafein sebaiknya tak mengonsumsi atau bahkan sebaiknya berhenti meminum kopi. Sebab, mereka yang sensitif terhadap kafein biasanya akan mengalami jantung berdebar-debar walaupun jumlah yang diminum hanya sedikit.
"Orang sakit jantung, tekanan darah tinggi tetap boleh minum kopi, tapi tanpa gula. Kopi bagus untuk jantung dan pembuluh darah, selama pasien dan kita yang mengonsumsi tidak sensitif terhadap kafein," kata dia dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (17/7).
Baca Juga: Kopi Luwak Indonesia Masuk dalam Makanan Termahal di Dunia
Jika sudah terbiasa minum kopi tanpa gula dan tidak menimbulkan debar jantung, maka pasien diizinkan meminum kopi. "Dengan mild consumption sampai dua hingga tiga cangkir sehari," demikian disampaikan Bambang.
Penjelasan Bambang juga didukung sebuah studi dalam Journal of American Heart Association pada Desember 2022. Jurnal tersebut menyatakan pasien hipertensi yang minum hanya satu cangkir kopi setiap hari tak akan menempatkan mereka pada risiko meninggal akibat stroke, serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Hipertensi, The Silent Killer
Hipertensi disebut sebagai penyakit dengan faktor risiko utama untuk penyakit jantung, stroke, dan gangguan pembuluh darah lainnya.
Kondisi ini sering disebut the silent killer karena muncul tanpa keluhan. Pasien sering kali tidak tahu kalau dirinya mengalami hipertensi, tetapi kemudian mendapatkan dirinya sudah mendapatkan komplikasi dari hipertensi.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan saat tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Jika dibiarkan dan berlangsung dalam waktu lama, kondisi ini bisa membahayakan.
Menurut Bambang, penting untuk setiap orang memahami pola gaya hidup yang baik dan melakukan pemantauan tekanan darah secara rutin.
Bambang mengatakan, di antara pola hidup yang dapat menyebabkan hipertensi, salah satunya adalah kurang istirahat atau tidur. Kondisi kurang tidur akan memengaruhi variasi tekanan darah tubuh dalam 24 jam dan lama kelamaan ini bisa menimbulkan hipertensi.