Kawasan Rempang Eco-City

Mandek 18 Tahun, Airlangga: Investasi Rempang Tembus Rp381 Triliun

Menko Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menargetkan investasi pengembangan Kawasan Rempang Eco-City Batam akan mencapai Rp381 Triliun.

Featured-Image
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Peluncuran Program Pengembangan Kawasan Rempang di Jakarta, Rabu (12/4). (Foto: apahabar/Leni)

bakabar.com, JAKARTA - Menko Bidang Ekonomi Airlangga Hartarto menargetkan investasi pengembangan Kawasan Rempang Eco-City Batam sebesar Rp381 Triliun. Pengembangan kawasan Rempang yang sempat terbengkalai selama 18 tahun, pembangunannya kini dilanjutkan kembali.

“Diharapkan investasi di kawasan ini bisa mencapai Rp381 triliun sampai 2080 dengan melibatkan pekerja langsung sebanyak 306 ribu orang,” ujarnya dalam Peluncuran Program Pengembangan Kawasan Rempang di Jakarta, Rabu (12/4).

Program pengembangan kawasan Rempang merupakan bagian dari Rencana Induk Pengembangan KPB PB Batam, Bintan, dan Karimun, yang diharapkan bisa segera ditetapkan melalui Peraturan Presiden. Kawasan Rempang diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Batam.

Untuk tahap pertama hingga 2040 nanti, nilai investasi pengembangan kawasan Rempang KPBPB diproyeksikan mencapai Rp29 triliun. Investasi itu diharapkan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 186 ribu orang.

Baca Juga: Pemusnahan Pakaian, Sepatu dan Tas Ilegal di Batam, KemenKopUKM: Berkat Kolaborasi

Adapun sektor usaha yang akan dikembangkan di kawasan Rempang meliputi industri manufaktur, logistik, pariwisata, perumahan, yang didukung oleh sektor perdagangan dan jasa.

"Akan mengembangkan kegiatan industri manufaktur, logistik, pariwisata, dan kegiatan perumahan yang didukung oleh perdagangan dan jasa," kata Airlangga.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BP Batam yang juga Walikota Batam, Muhammad Rudi menegaskan perjanjian BP Batam dengan PT MEG untuk mengembangkan kawasan Rempang adalah selama 80 tahun.

"Rencana nilai investasi PT MEG secara keseluruhan sampai tahun 2080 sebesar kurang lebih Rp381 triliun dengan populasi yang akan bertempat tinggal dan bekerja sebanyak 306 ribu orang," ungkapnya, Rabu (12/4).

Baca Juga: Pelajar SMA Kota Batam Belajar Etika di Dunia Digital

Kendati begitu, PT MEG masih belum mau merinci investor mana saja yang akan masuk. Yang pasti, pengembangan proyek tersebut akan melibatkan investasi dari swasta dan kerja sama pihak lainnya.

"Diharapkan kawasan ini bisa mengubah cakrawala di Singapura dan Batam. Kalau kita di Batam yang menyala adalah Singapura, kalau kita di Singapura, yang menyala adalah Batam," pungkasnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner