bakabar.com, KUALA KAPUAS – Potensi hasil olahan ikan warga Kapuas coba terus didongkrak. Kali ini melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa.
Seperti di Desa Sei Jangkit, Kecamatan Bataguh, Kabupaten Kapuas, Kalteng. Di sana merupakan salah satu sentra penghasil ikan patin terbesar di Kapuas.
Namun melimpahnya produksi ikan patin di desa ini belum disertai adanya produk olahan dari ikan patin.
Menurut pemilik tambak ikan patin di Desa Sei Jangkit, selama ini ikan patin yang dipanen langsung dijual mentah ke pasar-pasar.
"Selama ini kami dalam mengelola ikan patin langsung menjual hasil panen ke pasar. Biasanya sekali panen menghasilkan 4 ton ikan patin," katanya, Senin (1/8).
Alasan pemilik tambak ikan patin di Desa Sei Jangkit itu menjual hasil panen langsung ke pasar, dikarenakan kurang memahami bagaimana menambah nilai jual dari hasil panen ikan patin.
"Kami para petambak ikan patin di Desa Sei Jangkit langsung menjual hasil panen mentah, karena SDM di desa kami belum paham bagaimana menambah nilai jual dari hasil panen ikan patin,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Desa Sei Jangkit Sariman, mengatakan apa yang dilakukan para mahasiswa KKN Kebangsaan ini merupakan suatu inovasi/terobosan.
“Karena untuk meningkatkan hasil penjualan serta menumbuhkan minat dari masyarakat sekitar khususnya Desa Sei Jangkit untuk membangkitkan produk unggulan di desa,” ujar Sariman.
Sedangkan Ketua kelompok KKN Kebangsaan di Desa Sei Jangkit, Miftah Fauzi Sobar berharap dengan adanya pelatihan pembuatan ikan patin menjadi wadi ikan patin dan otak-otak ikan ini dapat menambah nilai jual dari ikan patin itu sendiri.
Termasuk juga dapat menambah keterampilan masyarakat sekitar. Sehingga dapat membuka UMKM dan pekerjaan baru yang dapat menjadikan Desa Sei Jangkit menjadi desa yang makmur dan mandiri.