Makin Cakap Digital

Literasi Digital di SMP Pidie, Bikin Tugas Mudah Bila Cakap Digital 

Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di wilayah Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh mel

Featured-Image
Webinar literasi digital garapan Kemenkominfo kembali digelar di Kabupaten Pidie.

bakabar.com, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan beberapa SMP di wilayah Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh menggelar webinar literasi digital sektor pendidikan.

Kegiatan yang mengusung tema “Bikin Tugas Mudah Bila Cakap Digital” telah dilaksanakan pada Jumat (5/5) pukul 15.00-17.00 WIB dengan melibatkan para siswa sebagai audiensnya.

Kegiatan webinar literasi digital kali ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan menuju Indonesia #MakinCakapDigital.

Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan teknologi digital secara cerdas, positif, produktif, dan aman, yaitu dengan menyuguhkan materi yang didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

Baca Juga: Literasi Digital di SD & SMP Se-Kampar: Yuk Cintai Produk dalam Negeri

Berdasarkan laporan We Are Social, jumlah pengguna internet di Indonesia pada Januari 2022 mencapai 204,7 juta orang atau meningkat 2,1 juta dari tahun sebelumnya, dan di mana 191,4 juta penggunanya menggunakan media sosial.

Namun, penggunaan internet tersebut membawa berbagai risiko, karena itu peningkatan penggunaan teknologi internet perlu diimbangi dengan kemampuan literasi digital yang baik agar masyarakat dapat memanfaatkan teknologi digital dengan bijak dan tepat. 

Baca Juga: Siswa SMA Kabupaten Aceh Besar Dibekali 'Sukses Belajar Online Dengan Literasi Digital'

Hasil survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Katadata Insight Center (KIC), didapat skor atau tingkat literasi digital masyarakat Indonesia pada tahun 2022 berada pada angka 3,54 poin dari skala 1-5. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Semuel Abrijani Pangerapan menilai indeks literasi digital Indonesia belum mencapai kategori baik.

“Angka ini perlu terus kita tingkatkan dan menjadi tugas kita bersama untuk membekali masyarakat kita dengan kemampuan literasi digital,” katanya melalui virtual. 

Kemenkominfo kembali menggelar webinar literasi digital.
Kemenkominfo kembali menggelar webinar literasi digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen pelajar SMP, sukses dihadiri oleh sekitar 500 peserta daring, dan juga dihadiri beberapa narasumber yang berkompeten dalam bidangnya.

Kegiatan tersebut diawali dengan sambutan dari Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, dihadiri narasumber Erfan Hasmin (Kepala Unit ICT Universitas DIPA Makassar), narasumber lain Heryadi, S.Ag, M.Pd (koordinator Pengawas Sekolah), kemudian dihadiri Key Opinion Leader (KOL) Deola Adene (Putra Batik Nusantara), serta Siti Kusherkatun, S.Pd.I (Asih) sebagai juru bahasa isyarat dan dipandu oleh moderator Sonaria.

Baca Juga: Literasi Digital di SMP Kabupaten Pidie, Pentingnya Teknologi dalam Proses Belajar-Mengajar

Pada sesi pertama, narasumber Erfan Hasmin menyampaikan materi mengenai mengamankan perangkat digital dan mengamankan identitas digital. Privasi data diri sangat penting untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, menghindari potensi pencemaran nama baik, dan untuk memberikan hak kendali atas data pribadi.

Dalam dunia pendidikan, perlunya mengamankan file pribadi dan tugas dengan cara membuat password yang kuat, membatasi izin akses file dengan mengaturnya di pengaturan privasi, tidak membuka link sembarangan, tidak terhubung dengan wifi yang tidak aman, menggunakan anti virus untuk melindungi data pribadi, dan selalu mencadangkan atau mem-backup data.

Waspada terhadap serangan siber seperti malware, hacking, phising dan scam. Malware merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi atau uang dari pemilik perangkat, jenis malware yaitu virus, worm, trojan horse, ransomware, dan spyware/adware.

Phising merupakan upaya untuk mendapatkan informasi data seseorang dengan teknik pengelabuan. Scam merupakan bentuk penipuan dengan tujuan untuk mendapatkan uang dari korbannya. Hacking yaitu aktivitas yang berupa mengakses sistem secara ilegal suatu perangkat digital. 

Baca Juga: Literasi Digital di SMAN 7 Prabumulih Ajarkan Tantangan Hoaks di Dunia Pendidikan

“Gunakan password yang kuat, buat password yang panjang dengan kombinasi karakter, angka, huruf besar kecil, tanda baca, dan simbol, jangan menggunakan yang berhubungan dengan menggunakan data pribadi dan urutan di keyboard, gunakan password yang berbeda untuk setiap akun, upayakan mengganti password secara berkala," jelasnya. 

"Lalu aktifkan 2FA, 2FA adalah fitur keamanan tambahan dengan menggunakan proses verifikasi ganda untuk bisa mengakses sebuah akun, selain memasukkan username dan password untuk login, akan diminta verifikasi spesifik sesuai pengaturan yang dipilih sebelumnya,” terang Erfan. 

Giliran narasumber kedua, Heryadi, S.Ag, M.Pd menyampaikan bahwa menggunakan teknologi digital dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas tugas yang dibuat, memberikan lebih banyak pilihan kreatif, dan mempermudah dalam mengekspresikan ide secara visual atau verbal.

“Beberapa tips dan trik meliputi menguasai aplikasi yang digunakan, mengembangkan keterampilan teknis, mengeksplorasi fitur-fitur baru, menggunakan sumber daya daring untuk pembelajaran, mengelola waktu dengan baik, dan berkolaborasi dengan rekan kerja atau teman sekelas. Selain itu, penting juga untuk memilih teknologi yang tepat dan terpercaya untuk kebutuhan tugas tertentu,” jelas Heryadi.

Selanjutnya, giliran Deola Adene selaku key opinion leader (KOL) yang menyampaikan bahwa terdapat banyak aplikasi di ruang digital yang mudah untuk diakses dan memberikan kemudahan, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal negatif di internet agar bisa memanfaatkannya dengan baik. 

Baca Juga: Literasi Digital di SD & SMP Se-Kampar: Yuk Cintai Produk dalam Negeri

“Kita harus ingat bahwa hal yang mempermudah akan membuat kita terlena dengan kemudahan tersebut, perlu membuat diri kita dalam hal yang positif melalui media digital yang kita manfaatkan dengan baik,” kata Deola.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Kemudian moderator memilih tiga penanya untuk bertanya secara langsung dan berhak mendapatkan e-money.

Pertanyaan pertama dari Iqbal Setiawan yang mengajukan pertanyaan Bagaimana cara kita dalam menghadapi transformasi digital mengedukasi generasi millenial  yang sudah pandai menggunakan gawai agar lebih berpikiran kritis, produktif, kreatif.

Kemudian narasumber Erfan Hasmin menanggapi bahwa budayakan untuk melakukan postingan yang baik. Mem-follow akun yang positif dan mendidik. Perlu budaya untuk membiasakan melakukan hal yang positif. 

Pertanyaan kedua dari Vania Safira yang mengajukan pertanyaan saat ini media sosial digunakan sebagai ajang bersenang-senang tanpa memperhatikan benar atau tidaknya informasi yang diakses.

Hal ini menyebabkan siswa malas dan lebih menghabiskan waktunya untuk bersantai, bermain, bahkan rela membiarkan nilai-nilai tugas kosong atau di bawah rata-rata. seperti apa solusinya untuk mengantisipasi persoalan di atas.

Kemudian narasumber Heryadi, S.Ag, M.Pd menanggapi bahwa masyarakat harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Menggunakan media sosial sebijak mungkin dan kerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Cerdas dalam menggunakan HP agar tidak terjerumus dalam hal yang negatif. 

Pertanyaan ketiga dari Tia Zersa mengajukan pertanyaan apa langkah yang harus dibuat untuk mempersiapkan masyarakat maupun generasi muda di era digital untuk tetap menggunakan internet dan teknologi secara aman, beretika dan makin optimal tentunya.

Kemudian narasumber Erfan Hasmin menanggapi bahwa dalam tanggung jawab bersama sebagai generasi dominan di ruang digital. Keluarga harus juga berperan aktif dalam menggunakan media sosial. Memanfaatkan internet sebaik mungkin untuk kebutuhan kita agar semakin produktif. 

Baca Juga: Kemenkominfo: 74 Persen Masyarakat telah Gunakan TV Digital

Sesi tanya jawab selesai, setelah itu, moderator mengumumkan tujuh pemenang lainnya yang bertanya di kolom chat dan berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada narasumber, Key Opinion Leader (KOL) dan seluruh peserta webinar. Pukul 17.00 WIB webinar literasi digital selesai, moderator menutup webinar dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan di Provinsi Aceh merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kemenkominfo untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024. 

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui website: literasidigital.id (https://literasidigital.id/) dan akun media sosial Instagram: @literasidigitalkominfo (https://www.instagram.com/literasidigitalkominfo/),  Facebook Page: Literasi Digital Kominfo/@literasidigitalkominfo (https://www.facebook.com/literasidigitalkominfo),
Youtube: @literasidigitalkominfo (https://www.youtube.com/@literasidigitalkominfo).

Editor


Komentar
Banner
Banner