Tragedi Km 171 Tanbu

Lepas Tangan Km 171 Tanah Bumbu, Menteri ESDM Disebut Dungu

Menteri ESDM, Arifin Tasrif melempar urusan Km 171 Tanah Bumbu pemerintah setempat. Pernyataan itu bikin Anang Rosyasdi berang.

Featured-Image
Kondisi jalan rusak akibat longsor di KM 171, Batui. Foto: Dok. apahabar.com

bakabar.com, JAKARTA - Menteri ESDM, Arifin Tasrif melempar urusan Km 171 Tanah Bumbu pemerintah setempat. Pernyataan itu bikin Anang Rosyasdi berang.

Pemerhati soal Kalsel itu menyebut Menteri ESDM tak menggunakan nalarnya. "Kalo pinjam istilah Rocky Gerung pantas disematkan dalam kelompok orang-orang dungu," lantangnya.

Tengok sekali lagi fakta Km 171 itu. Jalannya berstatus nasional. Segala urusan tambang, juga di-handle pemerintah pusat. "Lalu mau apa lagi?," tanya Anang.

Baca Juga: Kedunguan Km 171 Tanah Bumbu: 'Serang' Jakarta!

Baca Juga: Km 171 Mangkrak! Menteri ESDM Lempar Penanganan

Kata dia, jangan marah jika tersemat istilah dungu. Karena orang normal akan berpikir logis.

"Kalau akal tidak dapat digunakan, maka sebaik apapun bentuk manusia dan jabatannya sama saja dengan orang dungu," sarkasnya.

Ia heran, ESDM punya kewenangan di Km 171. Tapi tak bertanggung jawab. Atau paling tidak mengambil peran.

Tragedi Km 171
Kerusakan jalan nasional Km 171 sampai saat ini belum terlihat ada tanda perbaikan. Foto: Kisworo untuk bakabar.com

Misal menjalin komunikasi lintas kementerian. Untuk mencari solusi terbaik penanganan Km 171.

"Ini baru soal penanganan. Belum bicara hal lainnya. Seperti mengkaji ulang status pertambangan yang ada di situ. Apakah sudah benar, atau tidak," tuturnya.

Tapi sayang, hal itu tak dilakukan. Kementerian ESDM justru terkesan ingin lepas tangan. Yang lebih menjengkelkan, mereka seperti tak tahu apa-apa.

Baca Juga: Tragedi Km 171 Tanah Bumbu, Menteri PUPR Jangan Omdo!

"Kalau cara komunikasi pejabat seperti itu, artinya mereka bukan makhluk Tuhan. Memiliki kewenangan, tapi pura-pura tidak tahu," ketusnya.

Sekali lagi, Anang menagih tanggung jawab penangan Km 171. Dirinya tak mau semakin berlarut. Kata dia, jangan sampai pemerintah kehilangan akal.

"Kita menghadapi orang yang tidak memiliki akal. Jadi kalau azab yang turun baru mereka sadar dari," tutupnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner