News

33 Panti Terancam Tutup, 600 Anak Terlantar, Pemkot Banjarmasin Dinilai Lepas Tangan?

Sebanyak 33 panti asuhan di Banjarmasin kini berada di ambang penutupan, setelah bantuan rutin bagi anak asuh tak lagi disalurkan sejak satu tahun terakhir.

Featured-Image
Sebanyak 33 panti asuhan di Banjarmasin kini berada di ambang penutupan, setelah bantuan rutin bagi anak asuh tak lagi disalurkan sejak satu tahun terakhir. Foto: Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Kebijakan pemangkasan bantuan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Banjarmasin kembali memunculkan pertanyaan serius.

Sebanyak 33 panti asuhan di kota ini kini berada di ambang penutupan, setelah bantuan rutin bagi anak asuh tak lagi disalurkan sejak satu tahun terakhir.

Situasi ini bukan sekadar persoalan administratif. Ini menyangkut masa depan sekitar 600 anak yang bergantung pada layanan dasar panti asuhan—mulai dari kebutuhan makan, pendidikan, hingga pembinaan karakter.

Perwakilan Forum Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKA) Banjarmasin, Abdul Khair, menilai kebijakan pemotongan ini mencerminkan redupnya komitmen pemerintah dalam melindungi kelompok rentan.

“Prihatin, karena sejak setahun lalu tidak ada lagi bantuan dari Pemko Banjarmasin. Seakan-akan anak panti ini dilupakan,” ujarnya.

Ironisnya, bantuan yang sebelumnya diberikan pun sebenarnya jauh dari memadai. Setiap anak hanya menerima sekitar Rp 3.000 per hari—sangat timpang dibandingkan standar bantuan di kabupaten/kota lain di Kalsel yang berada pada kisaran Rp 20.000–Rp 30.000 per anak.

Meski kecil, bantuan itu tetap menjadi penopang penting bagi operasional panti. Kini, tanpa dana tersebut, masa depan 33 panti berada dalam kondisi paling genting dalam beberapa tahun terakhir.

“Jangankan dinaikkan, malah tega-teganya dihilangkan,” tegas Abdul Khair.

Ia mengingatkan bahwa penghentian bantuan bukan hanya mengancam kelangsungan operasional panti, tetapi juga berpotensi menimbulkan persoalan sosial baru.

“Kalau bantuan tidak ada, panti tidak bisa lagi menerima anak terlantar. Bahkan bisa tutup karena selama ini sangat bergantung pada donatur. Jika tutup, tentu akan muncul masalah sosial baru,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial Kota Banjarmasin, Nuryadi, mengonfirmasi bahwa penghentian bantuan dipicu oleh efisiensi anggaran.

“Anggaran kita dipotong Rp 2 miliar dari usulan sebelumnya,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa pihaknya sebenarnya telah mengajukan bantuan untuk panti dalam anggaran 2025, namun tak dapat direalisasikan.

“Tahun ini bantuan untuk panti sebenarnya sudah dimintakan, tapi karena keterbatasan anggaran, tidak bisa direalisasikan,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner