News

Larang Buka Puasa Bersama, Menag: Presiden Jokowi Tidak Anti-Islam

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai arahan Presiden Jokowi melarang buka puasa bersama kepada para pejabat pemerintahan bukan cerminan anti-Islam.

Featured-Image
Presiden Jokowi memberikan sambutan di hadapan masyarakat Tabalong. Foto - apahabar.com/Rizal Khalqi

bakabar.com, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai arahan Presiden Jokowi melarang buka puasa bersama kepada para pejabat pemerintahan bukan cerminan anti-Islam.

Sebab Jokowi disebut menaruh perhatian besar pada umat Islam, terutama di bulan Ramadan.

"Enggak kok (tidak anti-Islam), buka bersama (saja) kok. Enggak lah, Presiden sangat concern terhadap Islam, Presiden sangat perhatian dengan umat Islam," kata Yaqut di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (24/3).

Baca Juga: Ganjar Tindaklanjuti Perintah Jokowi Soal Larangan Buka Puasa Bersama

Ia menerangkan bahwa Jokowi hanya memberikan arahan kepada para menteri dan pejabat pemerintahan agar tak menggelar buka puasa bersama karena bayang-bayang pandemi covid-19 masih menanti.

"Itu bukan larangan, tetapi arahan dari Presiden karena melihat kondisi situasi," ujarnya.

Kementerian Agama, lanjut Yaqut, akan mengikuti arahan Jokowi untuk tidak menggelar buka puasa bersama di bulan Ramadan tahun ini.

Baca Juga: Larang Buka Puasa Bersama, Din: Jokowi Tidak Arif dan Adil!

"Kami sebagai anak buah ya pasti akan mengikuti dong arahan Presiden," sebutnya.

Sementara, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyarankan lebih baik Aparatur Sipil Negara (ASN) menggiatkan berbagi makanan berbuka kepada masyarakat yang membutuhkan ketimbang menggelar buka bersama.

"Kalau bagi-bagi ke kaum fakir miskin, itu saya kira penting. Bagi-bagi (santapan) buka untuk fakir miskin, untuk orang terjebak macet dan sebagainya. Gak usah bikin seolah-olah kita jadi pesta besar makan-makan," ujar Yahya.

Baca Juga: Jokowi Larang Pejabat Gelar Buka Puasa Bersama

Di sisi lain, Yahya menceritakan sudut pandang warga Nahdliyin cenderung kurang bersemangat untuk mengikuti kegiatan buka bersama, lantaran padatnya aktivitas di bulan Ramadan.

"Kalau orang NU ini sebenarnya sumpek diajak buka bersama itu. Kami itu kalau di NU kegiatan habis Salat Maghrib itu kita sudah siap-siap Tarawih, habis Tarawih baru (bisa) kegiatan," katanya.

Yahya bahkan berkelakar bahwa dirinya paling takut diundang acara buka puasa bersama setiap kali bulan Ramadan tiba.

"Buka bersama itu sumpek. Saya sendiri paling takut kalau puasa diundang buka puasa bersama, paling takut saya," ujarnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner