Konflik Papua

Lagi! OPM Tembak Mati Warga Diduga Mata-Mata di Papua

TPNPB-OPM di bawah komando Lewis Kogoya mengeklaim menembak mati satu warga yang mereka duga mata-mata di Nabire, Papua, 11 Juli 2023 pukul 07.30 malam waktu se

Featured-Image
Tak cuma menyandera Pilot Susi Air Kapten Philip, TPNPB-OPM juga menembak mati warga yang diduga mata-mata.

bakabar.com, JAKARTA - TPNPB-OPM di bawah komando Lewis Kogoya mengeklaim menembak mati satu warga yang mereka duga mata-mata di Nabire, Papua, 11 Juli 2023 pukul 07.30 malam waktu setempat. 

Tak cuma itu, kelompok separatis satu ini juga mengeklaim telah menembak mati dua prajurit TNI di Intan Jaya, Papua, 4 Juli 2023. 

"Panglima KODAP [Komando Daerah Pertahanan] VIII Intan Jaya Brigjen Undius Kogoya sampaikan bahwa mereka bertanggungjawab atas serangan pos TNI dan tembak 2 anggota TNI ini," ujar Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom dalam keterangannya, Rabu sore (12/7).

Baca Juga: DPR: OPM Serupa Gerombolan Teroris yang Serakah!

Penembakan tersebut, kata dia, dilakukan atas perintah Undius Kogoya. Undinus memeringatkan bahwa Nabire adalah wilayah operasi TPNPB-OPM.

TPNPB-OPM menembak mati mata-mata
TPNPB-OPM menembak mati warga di Nabire. Mereka mengeklaim bahwa itu adalah mata-mata TNI. Foto: Sembom untuk bakabar.com

"Untuk itu kami sudah sampaikan bahwa wilayah konflik jangan coba-coba menyamar jadi tukang ojek kah, tukang bakso kah, tukang warung kah kami akan siap eksekusi mati," ujar Sembom.

Saat ditanya lebih jauh, Sembom tak merespons awak media ini. Kendati begitu, Satgas Operasi Damai Cartenz mengaku belum menerima kabar penembakan tersebut.   

"Kita masih tunggu laporan itu, saya cek dulu ya," jelas Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Charles Go. 

Baca Juga: Polemik Uang Tebusan Pilot Susi Air: Polisi Membantah, OPM Ngotot

Dimintai pendapatnya, aktivis HAM Papua Theo Hasegem menilai pemerintah pusat tak serius menyelesaikan masalah kekerasan di Papua. Kekerasan di Papua sudah terjadi sejak lama sebelum penyanderaan pilot Susi Air Philip Mehrtens. Medio April 2021 TPNPB-OPM juga menembak mati seorang guru SD di Kabupaten Puncak Papua karena diduga mata-mata. 

"Kekerasan di Papua ini bukan masalah yang baru, ini sudah lama. Pemerintah tidak punya niat menyelesaikan masalah-masalah di Papua. Kontak senjata terus terjadi antara aparat dan OPM," ujar Theo saat dihubungi bakabar.com, Rabu (12/7).

Baca Juga: Kopassus, OPM, dan Kapten Philips

Theo juga menilai selama ini pemerintah telah salah menganggap bahwa Papua aman-aman saja. Faktanya, eskalasi atau peningkatan tindak kekerasan di Bumi Cenderawasih tak pernah berhenti.

"Seolah-olah pemerintah menganggap Papua itu aman. Presiden tidak melihat banyak korban yang berjatuhan di Papua kemudian mengatakan Papua itu aman," ujarnya.

Mengenai aksi di Nabire dan Intan Jaya, Theo meragukan bahwa yang ditembak mati oleh TNPB-OPM adalah prajurit TNI. Bisa saja itu warga sipil biasa. Pihak OPM  juga tidak menunjukkan bukti apapun bahwa tukang ojek tersebut adalah intelijen.

Baca Juga: Soal Kapten Philip, OPM Ancam Pemerintah: Nego Tempat Netral

"Tapi seharusnya kalau yang dibunuh intel dia memberikan barang bukti, apakah kartu anggota atau senjata," jelasnya. 

"Kalau tidak ada bukti bisa saja yang mereka bunuh itu warga sipil, bisa juga mereka bohong, terus mereka mengalihkan isu yang dibunuh TNI" sambungnya. 

Theo pun meminta pemerintah daerah tegas melarang warga sipil untuk memasuki daerah konflik agar tidak ada lagi korban sipil.

Baca Juga: Alasan TPNPB-OPM Serang Koramil-Tewaskan TNI di Nduga

Harus ada ketegasan dari pemerintah daerah membatasi ruang-ruang dan akses di daerah konflik agar warga sipil tak beraktivitas di sana.

"Jangan beraktivitas di sana apalagi mengojek. Pemerintah daearah harus aktif, agar tidak ada korban sipil, harus dibatasi," tegasnya.

"Warga-warga sipil seperti ojek itu jangan ada di daerah konflik, saya berdoa semoga konflik di Papua segera tuntas," tutupnya.

Editor
Komentar
Banner
Banner