Ekonomi Indonesia

Laba BUMN Capai Rp250 Triliun, Tumbuh 100 Persen

Erick Thohir menyebut pertumbuhan laba BUMN 2022 sebesar Rp250 triliun. Naik 100 persen dibandingkan 2021 yang hanya Rp125 triliun.

Featured-Image
Menteri BUMN Erick Thohir Dalam Forum Sinergi BUMN-Swasta di Ritz Carlton Pacific Place, Senin (14/8). Foto: Andi M/apahabar.com

bakabar.com, JAKARTA - Erick Thohir menyebut pertumbuhan laba BUMN 2022 sebesar Rp250 triliun. Naik 100 persen dibandingkan 2021 yang hanya Rp125 triliun.

Pertumbuhan itu juga berdampak pada peningkatan kontribusi BUMN terhadap Indonesia.

"Namun, kami tidak bisa berpuas diri," kata Menteri BUMN itu dalam Forum Sinergi BUMN-Swasta di Ritz Carlton Pacific Place, Senin (14/8) pagi.

Baca Juga: Sinergisitas BUMN dan Swasta, Kunci Pertumbuhan Ekonomi Inklusif

Maka dari itu, ia menegaskan. Dalam beberapa tahun terakhir mereka terus mendorong kinerja BUMN semakin solid.

"Karena itu untuk meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian Indonesia, BUMN perlu mengoptimalkan sinergi dengan swasta termasuk UMKM," tegasnya.

Kemudian, kata dia, kontribusi BUMN terhadap Indonesia tercermin dari nilai dividen yang telah menyentuh Rp80,6 triliun. Terhadap pajak sebesar Rp278 triliun dan kapitalisasi pasar BUMN yang terus naik hingga Rp2.201 triliun 2022. 

Terlebih, lanjut Erick, adanya kolaborasi yang kuat antara BUMN dan swasta telah terbukti. Sebagai motor penggerak utama dalam memajukan ekonomi masyarakat. 

Baca Juga: Sengketa Antar BUMN, Erick Tohir Ingin Diselesaikan Sehari

Hal baik lainnya. Terealisasi sejumlah proyek besar yang tak hanya meningkatkan daya saing ekonomi nasional. Tetapi juga memberikan peluang pekerjaan baru bagi masyarakat. 

Selain itu, investasi bersama dalam infrastruktur, teknologi, energi terbarukan dan sektor-sektor kunci lainnya. Mendorong terciptanya lapangan kerja yang beragam dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

"Kolaborasi ini juga mendorong transfer pengetahuan dan teknologi, memperkuat kapabilitas lokal, dan mempromosikan pertumbuhan industri nasional yang lebih mandiri,” tegas Erick.

Editor


Komentar
Banner
Banner