Tak Berkategori

Kubar Dikepung Tambang; Badak Sumatera Nasibmu Kini 

apahabar.com,BANJARMASIN – Badak Sumatera, satu-satunya badak Asia yang memiliki dua cula. Seiring hal tersebut, acap kali…

Featured-Image
Badak sumatera yang berhasil diselematkan di Kalimantan Timur ini diberi nama Pahu. Foto: KLHK/Sumatran Rhino Rescue Team/Sugeng Hendratmo

img

berdasarkan pantauan tim dokter hewan, kondisi Pahu baik dan stabil. Foto: KHLK/Sumatran Rhino Rescue Team/Sugeng Hendratmo

"Illegal logging, perburuan, dan lain-lain," ujar Koordinator Kampanye Hutan dan Spesies-WWF Indonesia Diah R Sulistiowati ditanya media ini terkait ancaman kelangsungan hidup badak Sumatera di Kaltim.

Pada Minggu (25/11), pukul 07.30 Wita seekor Badak Sumatera (dicerorhinus Sumatrensis) berjenis kelamin betina berhasil diselamatkan di Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.

Sebelumnya badak yang dinamakan ‘Pahu’ itu masuk ke dalam lubang jebakan (pit trap) nomor 4 di dekat aliran anak Sungai Tunuq. Pemindahan dari lokasi penangkapan ke Suaka Rhino Sumatra (SRS) Hutan Kelian Lestari, dilakukan 27 November pukul 16.50 Wita dan tiba ditujuan esok harinya, pukul 06.15 Wita.

"Badak Sumatera yang hidup di Kutai Barat, habitatnya terdesak oleh konsesi tambang, dan terisolasi, sehingga kemungkinan reproduksinya hampir tidak ada, dan terancam punah," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Sunandar dalam keterangan tertulisnya.

Kutai Barat selama ini dikenal sebagai daerah yang dianggap sebagian pihak paling mudah mengeluarkan izin tambang. Selain perburuan masif, di Kaltim lokasi penemuan badak itu dihadapkan masifnya alih fungsi lahan untuk pertambangan, perkebunan, dan permukiman. Padahal, Badak Sumatera menjadi satu dari 14 satwa yang diprioritaskan untuk ditingkatkan populasinya di sana.

Selain Badak, sebenarnya hutan Kutai Barat kaya akan keanekaragaman hayati. Jejak flora dan fauna langka ditemukan mendiami wilayah itu. Sebut saja Orangutan, Macan Dahan, dan Anggrek Hitam. Dua nama terakhir bahkan diklaim sebagai fauna dan flora resmi oleh pemerintah setempat.

Meminjam data Jaringan Advokasi Tambang Kaltim, dugaan WWF dan BKSDA jika habitat Badak kian terdesak dengan aktifitas tidak berkelanjutan oleh manusia, yakni pertambangan batu bara, seolah benar.

Daftar izin usaha pertambangan (IUP) di Kubar mencapai 1,2 juta hektare, dari luas total kabupaten yang mencapai 2,3 juta hektare. Di sana terdapat 244 perusahaan yang kini mengantongi izin pertambangan, 170 di antaranya berstatus eksplorasi sementara sisanya sudah berstatus operasi produksi.

Dinamisator Jatam Kaltim Pradarma Rupang mengartikan, jika hampir dari setengah luas kabupaten itu kini dikuasi oleh pertambangan. Luas konsesi tambang di sana bahkan mencapai setengah dari luas kabupaten yang tanahnya subur makmur melimpah ruah itu.

Sementara WWF menyebut, rusaknya hutan diiringi dengan berbagai aktivitas yang tidak berkelanjutan oleh manusia telah menyebabkan semakin terdesaknya populasi Badak Sumatera menuju kepunahan.

Dengan populasinya yang semakin kecil dan tingginya laju kerusakan hutan yang menyebabkan hutan terfragmentasi dalam kotak-kotak yang terisolir – maka, dalam beberapa kasus, Badak Sumatera dilaporkan keluar hutan dan masuk ladang penduduk mencari makanan.

Di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, ancaman utama terhadap habitat Badak Sumatera adalah perambahan hutan menjadi kebun kopi dan tanaman pertanian lainnnya.

Penulis: Fariz Fadhillah

Editor: Muhammad Bulkini



Komentar
Banner
Banner